Sukses

Walking Corpse Syndrome, Merasa Dirinya Mayat yang Berbau Busuk

Penyakit ini membuat penderitanya merasa seperti mayat yang sedang berkeliaran di kehidupan manusia.

Liputan6.com, Jakarta Sebenarnya, penderita Walking Corpse Syndrome masih hidup di dunia, di alam yang nyata. Namun, mereka mengalami delusi atau keyakinan palsu bahwa mereka telah mati, mereka adalah seorang mayat yang hidup di dunia manusia.

Berikut penjelasan tentang penyakit seperti dilansir dari medindia, seperti ditulis Jumat (03/10/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Deskripsi

Walking Corpse Syndrome atau Sindrom Cotard adalah gangguan neuropsikiatri biasa dimana seseorang mengalami delusi atau keyakinan palsu bahwa mereka telah mati, tiada, dan membusuk atau kehilangan organ vital mereka.

Dalam beberapa kasus, mereka bahkan bisa mencium bau daging yang membusuk pada tubuhnya. Kondisi ini hanya dapat digambarkan sebagai 'eksistensi penyangkalan'.

3 dari 5 halaman

Gejala

Berikut gejala yang sering dirasakan oleh penderita Walking Corpse Syndrome:

·     Selalu cemas

·     Depresi

·     Selalu merasa bersalah

·     Negatif

·     Tidak peka terhadap nyeri

·     Merasa dirinya lumpuh

·     Memiliki halusinasi pendengaran atau berbasis bau

·     Tidak bisa mengenali wajah mereka sendiri

·     Tidak menunjukkan minat dalam kehidupan sosial atau kesenangan,

·     Selalu paranoid

·     Mengabaikan kebersihan mereka sendiri

·     Memiliki kecenderungan bunuh diri atau mungkin merugikan diri mereka sendiri

·     Kehilangan rasa realitas dan telah terdistorsi pandangan dunia.

4 dari 5 halaman

Penyebab

Penyebab pasti untuk Walking Corpse Syndrome belum juga diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penyebabnya dikarenakan lesi atau terlokalisir di daerah frontal dan temporal belahan kanan otak.

5 dari 5 halaman

Pengobatan

Pengobatan Walking Corpse Syndrome meliputi:

·     Antidepresan

·     Antipsikotik

·     Obat penstabil mood

·     Disertai terapi electroconvulsive(ECT)

Beberapa penderita sembuh dengan pengobatan-pengobatan tersebut. Ada beberapa penderita juga yang malah mati karena kelaparan. Bagaimanapun kondisinya, penderita harus selalu diawasi. Karena, penderita walking corpse syndrome atau sindrom cotard memiliki keinginan besar untuk bunuh diri. (Nadina Sabilla/Rio/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.