Sukses

Banyak Masyarakat Sembarangan Minum Antibiotika, Menkes Resah

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menghimbau masyarakat untuk tidak sembarang menggunakan antibiotik.

Liputan6.com, Jakarta Meski Organisasi Kesehatan Dunia telah mengurangi pembatasan antibiotik sejak lama, kesadaran masyarakat Indonesia ternyata masih kurang terhadap penggunaan antibiotik. Hal ini juga yang meresahkan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi. Ia menghimbau masyarakat untuk tidak sembarang menggunakan antibiotik.

"Penelitian menunjukkan, makin lama makin banyak resistensi terhadap antibiotika. Sehingga kalau pasien membutuhkan sudah tidak mempan lagi. Sudah ada aturan, tapi tetap saja dari segi masyarakat nggak afdol kalau nggak dikasi antibiotika," kata Menkes usai melantik sembilan anggota Komite Farmasi Nasional (KFN) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Menurut Menkes, penyakit akibat virus seperti batuk, pilek, diare tidak bisa diberi antibiotika. Hal ini akan menimbulkan resistensi bakteri atau kebal sehingga bisa menyebabkan kematian.

"Antibiotika termasuk obat yang harus diberikan dengan resep tapi kadang pasien minta dan apoteker memberikannya. Antibiotik itu terbatas hanya ada 8 hingga 10. Kalau sudah nggak ada lagi yang mempan, akan mengancam jiwanya," tegas Menkes.

Menkes menuturkan, dirinya baru bertemu seorang ibu 28 tahun, memiliki 2 anak dan sedang sakit. Saat ini, sudah 7 antibiotika tidak mempan. Hanya tinggal 1 antibiotika yang masih bisa.

"Antibiotika ini sangat berbahaya, sangat rentan. Seperti misalnya obat TBC. Ketidakpatuhan untuk minum obat ini membuat tubuhnya kebal," tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Buku Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik pada 2011. Dituliskan, beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan diseluruh dunia, yaitu:

1. Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
2. Vancomycin-Resistant Enterococci (VRE),
3. Penicillin-Resistant Pneumococci
4. Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL)
5. Carbapenem-Resistant Acinetobacter baumannii
6. Multiresistant Mycobacterium tuberculosis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini