Sukses

Bagaimana Obat China Dipalsukan?

Ada macam-macam cara yang dipakai para pemalsu obat tradisional China

Liputan6.com, Jakarta Kalau Anda bertanya kenapa banyak obat China dipalsukan, jawabannya sangat logis. Sesuatu yang potensial mendatangkan keuntungan, itulah alasan satu-satunya yang dijadikan patokan para pemalsu. Untuk apa memalsukan sesuatu, dengan risiko masuk penjara, jika hanya akan mendatangkan kerugian?

Ada macam-macam cara yang dipakai para pemalsu obat tradisional China menurut Ahli Pengobatan Tradisional China (Traditional Chinese Medicine/ TCM) DR.dr. William Adi Tedja, antara lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenapa dipalsukan


• Kemasan asli menggunakan bahasa Inggris, oleh pemalsu digunakan aksara China. Diduga mereka “menunggangi” persepsi awam bahwa obat China pasti menggunakan huruf China.


• Posisi hologram dibuat berbeda dengan aslinya.


• Warna kemasan tidak sama persis dengan kemasan aslinya. Bisa lebih pudar, atau sebaliknya tempak kelewat kuat warnanya.


• Bila kemasan asli tidak banyak mencantumkan kandungan obat, pada kemasan palsu dicantumkan berderet-deret kandungan obat walaupun isinya tidak sesuai.


• Pemalsu mengganti lambang pada kemasan. Contohnya, jika lambang kemasan asli berbentuk bulat, kemasan palsu segitiga.

3 dari 3 halaman

Pasang harga rendah


• Pemalsu kadang memasang harga jauh di bawah harga obat asli. Contohnya, jika obat asli berharga Rp 250 ribu, obat palsu dijual Rp 25 ribu, tetapi kadang harganya sama.


• Ada yang mencantumkan diproduksi di Malaysia. Namun, ketika alamat yang tertera dicek, ternyata tidak ada nama perusahaan tersebut.


• Ada pemalsu yang memasukkan bahan berbeda dengan kandungan bahan aslinya, termasuk menambahkan unsur kimia sintetis.


• Kemasan aslinya diburu untuk kemudian diisi dengan obat palsu, sedangkan kemasan palsu diisi dengan obat asli dengan harga yang jauh lebih murah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini