Sukses

RS Tan Tock Seng Singapura Baru Bangun Ruang Isolasi Ebola

Kepala Balitbangkes, Tjandra Yoga Aditama melaporkan ruang isolasi ebola di Singapura mirip dengan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Saat ikut kunjungan rombongan RS Pusat Infeksi Sulianto Saroso Jakarta ke RS Tan Tock Seng Singapura, Kepala Balitbangkes, Prof. Tjandra Yoga Aditama melaporkan ruang isolasi ebola di sana mirip dengan di Indonesia.

Menurut Tjadra, letak ruangan isolasi untuk Ebola di RS Tan Tock Seng berada di halaman luar tersendiri. Ruangan ini terdiri dari 7 kamar dengan tekanan negatif.

"Standarnya sama dengan Indonesia. Yang berbeda, setiap pasien dilengkapi dengan alat RFID (radio frequency identification), alat sebesar sekitar 10 cm dgn tebal sekitar 0,5 cm yang ditempelkan di pasien, dan langsung bisa memonitor suhu dan keberadaan di mana pasien," kata Tjandra, ditulis Kamis (18/9/2014).

Hal lain yang menarik juga adalah adanya unit khusus yaitu Bed Management Unit (BMU). Kantor ini secara ketat mengamati ketersediaan tempat tidur dan cara penanggulangan segera, karena rumah sakit biasanya penuh.

Selain itu, ‎RS tersebut menerapkan sistem komputerisasi pengunjung yang akan bezoek ke RS. Setiap yang akan masuk harus men scan bar code di KTP masing2 untuk membuka pintu ke arah lift ruang rawat.

"Kalau pembesuk satu pasien sudah 4 orang maka otomatis pintu tidak bisa terbuka, dan para pem bezoek lain akan masuk dalam daftar 'waiting list'. Kalau salah seorang dari 4 orang itu keluar maka pintu dapat dibuka oleh salah seorang pembesuk yang 'waiting list'," katanya.

Dan satu lagi, lanjut Tjandra, disana ada sistem ventilasi di dalam RS. Mereka tentu tahu bahwa seluruh gedung ada AC nya, tapi kipas angin juga dinyalakan dan jendela dibuka sebagian, jadi seakan-akan seperti pemborosan, tapi menurut mereka sistem ini membuat pasien nyaman. Mereka menyebut sistem ini dengan 'Spot cooling', yang bertujuan:

1. Suhu udara terjaga, tidak panas dan juga tidak terlalu dingin
2. Ventilasi terjaga sehingga penularan penyakit -khususnya yang lewat "airborne"- bisa dikurangi
3. Udara  dari luar ruangan juga dapat mempengaruhi kesegaran ruang rawat dll‎.

Kegiatan riset amat mendapat perhatian di RS ini, dan mereka khusus punya Lab riset yang berbeda dengan Lab yang digunakan untuk pemeriksaan rutin pasien RS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini