Sukses

Kondisi Anak Indonesia Memprihatinkan, FCTC Harus Diaksesi

Karena kondisi anak Indonesia dengan zat adikitf cukup memprihatinkan, pemerintah diminta untuk segera mengaksesi FCTC

Liputan6.com, Jakarta Kondisi anak Indonesia dengan zat adiktif saat ini memang sangat memprihatinkan. Karena kondisi ini, pemerintah diminta untuk segera mengaksesi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Bayangkan saja, jumlah perokok anak setiap tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, dalam 10 terakhir ini peningkatan itu cukup drastis.

"Pastinya saat ini ada 36,5 persen perokok remaja usia 13 sampai 15 tahun. Bahkan, di kelompok usia yang lebih muda, 10 sampai 15 tahun terjadi peningkatan hampir sekitar 75 persen," kata Direktur Eksekutif Lentera Anak Indonesia, Heri Chariansyah.

Dalam konferensi pers `Urgensi FCTC untuk Perlindungan Anak' di Hotel Akmani, Jl. Wahid Hasyim, Jakarta, pada Senin (15/9/2014), Heri menjelaskan bahwa Indonesia memang perlu mengaksesi FCTC segera, karena tergolong darurat nasional yang berkaitan erat antara anak dengan zat adiktif perokok.

"Kita bisa melihat bahwa anak-anak dengan mudah mendapatkan rokok di mana saja, kapan saja, dengan harga yang murah. Bahkan ada yang jual batangan. Maka itu, anak-anak dengan dengan mudah mendapatkan rokok tersebut," kata dia menambahkan.

Tampaknya, alasan itu sudah cukup kuat agar pemerintah di bawah perintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengaksesi FCTC ini. Apalagi, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang belum mengaksesi FCTC.

Sehingga, lanjut Heri, dibutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk mendukung pemerintah agar segera melakukan tindakan nyata untuk melindungi anak-anak Indonesia.

"Karena sepertinya, saat ini pemerintah kita perlu banyak dukungan untuk mau dan berniat mengaksesi FCTC," kata Heri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini