Sukses

Perlukah Menitipkan Anak di DayCare?

Menitipkan anak di daycare, perlu atau tidak kerap menjadi pertimbangan yang sulit bagi sebagian besar orangtua

Liputan6.com, Jakarta Tahun-tahun pertama kehidupan anak adalah tahun yang sangat penting. Pada tahun-tahun inilah fondasi kehidupan seorang individu dibangun. Selain menyangkut aspek fisik, fondasi kehidupan tersebut juga menyangkut aspek psikologis. Misalnya bagaimana cara pandang anak terhadap dirinya dan terhadap orang-orang yang ada sekitarnya. Kegagalan dalam melewati tahap ini berpotensi menyebabkan anak akan mengalami hambatan dalam tahap-tahap kehidupan di masa selanjutnya.

Keberhasilan melewati tahun-tahun pertama kehidupan anak tidak dapat dilepaskan dari orang-orang terdekatnya. Orang paling dekat dengan anak dalam awal kehidupannya pada umumnya adalah ibu yang bahkan telah bersama dengan anak semenjak anak berada dalam kandungan. Orang-orang dekat berikutnya adalah ayah, dan saudara-saudaranya. Yang agak khas di budaya banyak daerah di Indonesia seringkali adalah peran keluarga besar yaitu kakek, nenek, paman, atau tante, bahkan juga tetangga dekat yang juga mengambil peran penting dalam perkembangan kehidupan anak di awal kehidupannya. Oleh karenanya, keluarga dan pada juga masyarakat yang stabil akan menghasilkan anak-anak yang relatif matang.

Peran keluarga khususnya ibu sebagai pengasuh anak di awal kehidupan sebenarnya sulit digantikan oleh orang lain. Akan tetapi, pada masa sekarang, ada kondisi yang seringkali tidak terelakkan ketika para ibu dan juga ayah harus bekerja di luar rumah. Peraturan umum yang memberikan cuti hamil untuk para ibu yang bekerja 1 bulan sebelum masa kelahiran dan 2 bulan sesudahnya praktis akan berakibat “ditinggalkannya” anak saat menginjak usia 3 bulan. Pilihannya adalah menitipkan anak pada kakek / neneknya tahu anggota keluarga besar lainnya (paman / tante, dll), pengasuh, atau yang sekarang mulai banyak bermunculan adalah tempat penitipan anak (daycare).

Meskipun tetaplah bukan pilihan paling ideal dibanding mengasuh anak sendiri, menitipkan anak pada lembaga daycare mulai menjadi alternatif banyak orangtua yang bekerja. Hal ini karena tidak semua orangtua masih bisa meminta tolong kakek / nenek atau anggota keluarga besar lainnya dan semakin tidak mudahnya mencari pengasuh anak pada masa sekarang. Selain itu, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat jika orangtua menitipkan anak di daycare yang kualitasnya baik. Misalnya saja adanya kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan sosial lewat bersosialisasi dengan anak-anak lain dan adanya program-program pembelajaran lain yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak misalny dalam kemandirian, kemampuan motorik, dan kemampuan bahasanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jika harus menitipkan

Jika pada akhirnya orangtua harus menitipkan sang buah hati di daycare, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Orangtua sebaiknya melakukan survey awal

Survey awal penting dilakukan untuk menentukan daycare yang akan menjadi pilihan orangtua. Pertimbangan pertama adalah dari segi teknis dan kepraktisan. Misalnya mengenai mudah sulitnya akses masuk ke daycare dan jauh dekatnya jarak daycare dari rumah. Perlu juga dilihat kondisi lingkungan di mana daycare tersebut berada. Anak membutuhkan lingkungan yang sehat untuk berkembang secara optimal. Perlu dilihat ada tidaknya polusi baik suara maupun udara yang dapat mengancam kesehatan anak.

Orangtua juga perlu melihat fasilitas yang disediakan oleh daycare. Yang penting bukan sekedar fasilitas yang mewah namun bagaimana fasilitas itu sungguh-sungguh dapat dipakai untuk optimalisasi tumbuh kembang anak meskipun bentuknya sederhana. Banyak orangtua yang sudah merasa “aman” saat memasukan anak di daycare yang mahal padahal mahalnya sebuah daycare bukanlah jaminan bagi optimalisasi tumbuh kembang anak bahkan bukan jaminan untuk keamanan anak seperti kasus yang terjadi akhir-akhir ini.

Survey berikutnya perlu dilihat mengenai “kurikulum” yang ada di daycare. Meskipun masih merupakan tempat penitipan, daycare yang baik adalah daycare yang menyediakan kurikulum tumbuh kembang anak dari berbagai aspek, bukan hanya memperhatikan aspek perkembangan fisik saja namun juga aspek lain. Misalnya pemberian stimulasi motorik terstruktur sesuai dengan tahap perkembangannya.

Yang terakhir adalah perlunya dilihat mengenai rasio pengasuh / pendamping dan anak. Jumlah anak yang terlalu banyak dibanding pengasuhnya akan mengakibatkan tidak optimalnya perkembangan anak. Untuk itu, Mendiknas telah memberikan aturan mengenai rasio pengasuh dan anak dalam sebuah lembaga daycare. Misalnya untuk kelompok usia 1-2 tahun, satu orang pengasuh maksimal mengasuh 6 orang anak.

3 dari 4 halaman

Ortu bantu proses pendidikan

  1. Orangtua membantu proses pembelajaran anak

Anak belajar lewat mengamati, mencontoh, dan adanya dukungan dari orang-orang yang penting dalam hidupnya, secara khusus kedua orangtuanya. Dukungan terhadap proses pembelajaran anak seringkali memiliki konsekuensi berupa pembelajaran yang harus dilakukan orangtuanya juga. Misalnya saja, dalam banyak kasus proses anak belajar untuk menjadi mandiri seringkali justru dihambat oleh sikap orangtua yang enggan untuk melepas dan membiarkan anak belajar mandiri lewat perlindungan berlebihan yang diberikan kepadanya. Contoh lain adalah ketidakpedulian orangtua terhadap perkembangan anak karena berbagai alasan, misalnya kesibukan kerja, dan kemudian menyerahkan perkembangan anak sepenuhnya kepada daycare, akan menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi kurang optimal.

4 dari 4 halaman

Ortu harus aktif

  1. Orangtua sebaiknya bersifat aktif dalam pembelajaran anak

Meskipun telah dititipkan bahkan dididik dalam lembaga penitipan anak, perkembangan anak tetaplah menjadi tanggung jawab dari orangtua. Orangtua idealnya selalu memantau perkembangan anak-anaknya yang dititipkan di daycare. Selain memantau perkembangan fisiknya, orangtua yang menitipkan anaknya di daycare perlu untukmelihat perkembangan pada aspek lainnya. Misalnya bagimana kemandirian, kemampuannya berelasi sosial dengan anak lain, dsb. Tidak hanya saat survey awal, orangtua juga perlu terus menerus secara aktif menjalin komunikasi bersama dengan lembaga tempat anak-anaknya dititipkan mengenai proses perkembangan anak-anaknya. Daycare yang baik akan selalu terbuka bahkan mengajak orangtuanya berdiskusi dan membicarakan anak-anak yang dititipkan kepada lembaga tersebut.

 

Walaupun bukan pilihan ideal, menitipkan anak di daycare seringkali harus dilakukan oleh orangtua yang bekerja saat ini. Sebenarnya ada juga hal positif saat anak dititipkan di daycare misalnya terkait dengan perkembangan kemandirian, sosial, bahasa, dsb. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang dititipkan di daycare, orangtua perlu, selain ikut aktif bekerjasama dengan lembaga tempat anak-anaknya dititipkan, juga belajar mengubah sikap dan perilaku yang kurang menguntungkan bagi perkembangan anak, misalnya bersikap overprotective atau justru abai terhadap perkembangan anak-anaknya.

 

Y. Heri Widodo, M.psi., Psikolog

 

Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma, Yogyakarta

Pemilik Taman Bermain dan Belajar Kerang Mutiara, Yogyakarta

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini