Sukses

Orang Miskin Cenderung Konsumsi Makanan Tak Sehat?

Anda akan memilih mana, makan sehat atau makan enak?

Liputan6.com, Jakarta Pergeseran budaya dalam mengonsumsi makanan bergizi sepertinya masih menjadi hambatan bagi masyarakat Indonesia untuk sehat. Coba saja, saat Anda akan memilih mana, makan sehat atau makan enak? (Baca: Efek Kurang Gizi Bisa Sampai 100 Tahun)

Menurut staf khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr Pinky Saptandari, MA, sebagian besar masyarakat pasti lebih memilih makan enak dibanding sehat. Ini karena promosi makanan instan atau fast food sangat baik. Yang jadi masalah, orang miskin pun akan berusaha untuk mengonsumsi makanan tidak sehat.

"Orang miskin akan mengonsumsi makan tidak sehat karena tuntutan gaya hidup modern. Pergeseran budaya yang membuat anak Indonesia mengalami gizi buruk ini membuat kita selalu tertinggal," kata Pinky saat ditemui dalam acara seminar Nutritalk di Yogyakarta, ditulis Selasa (2/9/2014).

Pinky menerangkan, pernah suatu ketika ia bertemu dengan seorang warga miskin yang sangat peduli gizi dan ingin anaknya sehat dan cerdas. Namun karena harga ikan mahal, ia memanfaatkan ikan sisa yang dijual penjual ikan sehingga harganya lebih murah.

Tak cukup sampai disitu, orangtua ini juga selalu berupaya untuk memasak sayuran yang harganya relatif murah dan mudah didapat seperti sayur daun singkong. Jika tidak dapat penghasilan hari itu atau tidak musim ikan, mereka membeli parutan kelapa untuk dibuat serundeng. (Baca: Kurang Gizi Tak Pandang Kaya dan Miskin)

"Saya pikir gizi baik ini tidak berarti harus makanan sehat yang mahal. Tapi kita bisa memanfaatkan pengganti makanan yang juga sehat selain makanan instan dan makanan cepat saji," ungkapnya.

Jadi, masih mau makan sehat atau makan enak?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.