Sukses

Metode Robotik untuk Sembuhkan Radang Sendi Lutut

TKR robotik dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga hasilnya akan lebih akurat. Dengan teknik ini, mampu bertahan selama 15 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit radang sendi lutut atau osteoarthritis (OA) mesti segera diatasi dengan tepat dan cepat. Bila tidak, bisa menyebabkan kondisi yang tidak menyenangkan, seperti kecacatan.

Berbagai upaya perubahan perlu dilakukan sebelum sampai pada tindakan operasi, seperti misalnya menurunkan berat badan, ganti olahraga lari dengan enang atau bersepeda, mengurangi kegiatan naik tangga, melakukan latihan yang mampu meningkatkan jaungkauan gerak, fleksibilitas serta menguatkan otot, menggunakan tongkat, dan menggunakan sepatu yang mampu menyerap energi atau menggunakan tongkat penyangga pada lengan atau lutut. 

Namun, Ahli Bedah Ortopedi Mount Elizabeth Novena Hospital Singapura, Dr Chin Pak Lin, menjelaskan, bila dalam pemeriksaan lebih lanjut dokter meminta pasien harus operasi, maka tindakan itu harus segera dilakukan.

"Saya tidak menganjurkan pasien yang menderita OA melakukan pengobatan dengan stem cell, karena penelitian tentang kebenaran pengobatan seperti ini belum terlalu banyak," kata Pak Lin saat berbincang santai dengan sejumlah wartawan di Remboelan, Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2014)

Menurut Pak Lin, sejumlah prosedur bedah lutut untuk OA dapat diberikan pada pasien. Artroskopi debridemen (pembersihan potongan tulang rawan pada sendi lutut), regenerasi tulang rawan, osteotomi (pemotongan tulang) dan penggantian unikondilar (cakram lutut) bisa juga dilakukan. "Tapi, Total Knee Artroplasty (TKR) merupakan salah satu pilihan untuk OA yang tergolong berat," kata Pak Lin menambahkan. Total adalah pilihan terakhir sebelum semua tindakan kompleks dijalankan.

Dalam kesempata itu Pak Lin menjelaskan bahwa dengan teknik bedah robotik, tindakan TKR akan lebih cepat dan akurat. ROBODOC yang merupakan sistem bedah lutut berteknologi mutakhir dengan akurasi 0,02 mm atau lebih tipis dari sehelai rambut dapat menjadi pilihan pasien.

"Dengan sifat cuztomize yang dimilikinya, TKR robotik dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga hasilnya akan lebih akurat. Dengan teknik ini, mampu bertahan selama 15 sampai 20 tahun," kata Pak Lin.

Di Asia, pengobatan robotik seperti ini baru bisa dilakukan di Jepang, Korea, dan Singapura.

Keunggulan prosedur robotik, terang Pak Lin, antara lain sembuh lebih cepat, komplikasi terutama infeksi dan risiko anestesi yang minim dan cepatnya proses rehabilitasi. Pada hari ke-2 atau ke-3 setelah operasi, pasien dapat memulai rehabilitasi untuk belajar berjalan. Di hari ke-5 atau ke-7, pasien sudah dapat meninggalkan rumah sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini