Sukses

Korban Tewas Ebola Tinggi, Warga Liberia Bentrok dengan Tentara

Lagi-lagi, Liberia dirundung duka.

Liputan6.com, Jakarta Lagi-lagi Liberia dirundung duka. Ketakutan akibat virus mematikan ebola berbuntut panjang sampai membuat cemas warga yang ingin keluar dari daerah epidemi. Tapi mereka tertahan oleh barikade pasukan khusus yang menjaga perbatasan.

Akibatnya, bentrokan antara tentara dan warga Monrovia tak bisa dihindarkan pada Rabu malam. Belasan orang termasuk anak luka-luka.

Menurut keterangan Kepala Operasi Kepolisian Nasional, Letnan Kolonel Abraham Kromah, para warga terus melempari petugas dengan batu dan sempat melukai satu petugas maka itu mereka melakukan perlawanan. "Ini tidak keren, petugas kami terluka. Dan lihat, anak ini juga terluka!," katanya.

Mengutip laman Washingtonpost, Kamis (21/8/2014), Monrovia adalah ibu kota Liberia yang pertama kali teridentifikasi virus mematikan Ebola. Penyakit ini menyebar cepat di Liberia.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa dari 1.350 kasus korban meninggal karena ebola yang terjadi di Guinea, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone, 576 orang berasal dari Liberia .

"Ini di luar kendali. Jumlah korban terus meningkat. Kami tidak pernah memiliki wabah besar seperti ini di perkotaan," kata koordinator dokter di Perbatasan Monrovia, Lindis Hurum.

Di sisi lain, warga yang ketakutan membuat sebagian mereka enggan keluar rumah. "Kami hanya melihat itu (blokade) pagi ini. Kami tidak bisa pergi kemanapun. Padahal saya tidak punya makanan dan kami takut," kata seorang warga yang bekerja sebagai money changer, Alpha Barry (45) kepada Reuters. Ia mengaku memiliki anak di bawah usia 13 tahun.

Beberapa hari yang lalu, beberapa pasien yang diduga terjangkit ebola menerima skrining dan pengobatan. Tapi warga yang ketakutan malah marah dan menerobos gerbang pusat isolasi Ebola. Sebagian pasien juga dilaporkan melarikan diri dan berbagai fasilitas kesehatan dicuri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini