Sukses

Rangka Bayi Tertinggal di Rahim Wanita 62 Tahun

Begitu dilakukan pemeriksaan tambahan menggunakan CT-Scan, terlihat jelas benjolan itu seperti terbuat dari benda yang cukup keras.

Liputan6.com, New Delhi Sakit luar biasa yang dialami Jyoti Kumar (62) di bagian bawah perut membuatnya menderita hingga akhirnya ia putuskan memeriksaan dirinya ke rumah sakit.

Pada pemeriksaaan awal dengan ultrasonografi, tim medis menemukan benjolan mirip kanker pada sisi kanan di bagian bawah perut. Yang mengagetkan, hasil pemindaian CT-Scan menunjukkan adanya benjolan seperti benda keras.

Untuk memastikan benjolan apa yang ada, tim medis menganjurkannya menjalani tes MRI. Siapa sangka, kalau ternyata benjolan itu adalah kerangka seorang bayi.

Rasa penasaran membuat tim medis meminta kepada Jyoti agar menceritakan riwayat medisnya secara rinci. Jyoti pun mulai terbuka, dan perlahan menceritakan semuanya.

Menurut Jyoti, saat usianya 24 tahun pada 1978, ia dinyatakan positif hamil, dengan kondisi bayi yang tidak mungkin tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebab, janin ditemukan tumbuh di luar rahimnya. Demi keselamatannya, dokter meminta Jyoti untuk melakukan operasi pengangkatan rahim.

Takut operasi membuat wanita asal Madhya Pradesh, India Tengah, melarikan diri dan mencari jalan lain dengan pengobatan di sebuah klinik kecil. Beberapa bulan setelahnya, Jyoti merasa semuanya dalam keadaan baik-baik saja.

Tiga puluh delapan tahun setelah melakukan tindakan `ceroboh`, tiba-tiba Jyoti merasa nyeri di perut yang berlangsung secara konstan. Tak kuat dengan siksaan itu, ia memutuskan memeriksakan kondisinya ke NKP Salve Institute of Medical Sciences, Kota India bagian Tengah, Nagpur.

Ahli Bedah dari rumah sakit itu, Dr Mohammad Yunus Shah, menyarankan agar Jyoti melakukan operasi pengangkatan kerangka seorang bayi tersebut.

"Benda itu ditemukan terletak di antara rahim, usus, dan kandung kemih serta bersifat padat yang menempel pada semua organ. Kemungkinan, cairan ketuban yang melindungi janin, telah diserap jaringan lunak cair dari waktu ke waktu, dengan menyisakan sedikit cairan. Itulah yang membuatnya merasakan sakit selama dua bulan terakhir, dengan masalah kencing ditambah pula dengan demam," kata Dr Yunus dilansir Daily Mail, Kamis (21/8/2014)

Dr Mohammad Yunus menambahkan, timnya lalu mencari literatur medis apda kasus serupa, di mana seorang wanita asal Belgia telah mempertahankan sisa kehamilan yang disebut dengan ektopik selama 18 tahun. Dan kasus yang menimpah Jyoti, adalah kasus dengan waktu yang teramat panjang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.