Sukses

Dibanding Balonisasi, TAVR Lebih Jitu Atasi Penyempitan Aorta

Terapi bagi pasien yang mengalami penyempitan aorta (stenosis aorta) hanya bisa dilakukan dengan penggantian katup (aortic valve replacement

Liputan6.com, Jakarta Terapi bagi pasien yang mengalami penyempitan aorta (stenosis aorta) hanya bisa dilakukan dengan penggantian katup (aortic valve replacement).

Sesuai acuan dari American College of Cardiology (ACC)/American Hearth Association (AHA), pasien yang layak menjadi kandidat adalah pasien dengan stenosis aorta berat simptomatik, pasien dengan stenosis aorta berat yang pernah menjalani operasi bypass arteri koroner, pasien dengan stenosis aorta berat yang pernah menjalani operasi aorta atau katup jantung, atau pasien dengan stenosis aorta berat dan disfungsi sistolik LV (ejection fraction < 0.50)

"Sebelum mengganti katup, lebih dahulu dilakukan balonisasi. Tapi, balonisasi hanya bersifat sementara dan bertahan selama 1 tahun. Tetelah itu bisa terjadi penyempitan kembali. Maka yang paling utama adalah penggantian katup," kata Dokter Jantung Spesialis Jantung Intervensi dari Mount Elizabeth, Singapura Dr Paul TL Chiam saat berbincang santai di Remboelan Restoran, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Menurut Paul, operasi terbuka penggantian katup bisa mengatasi gejala dan meningkatkan harapan hidup pasien. Akan tetapi, tidak semua pasien bisa menjalani bedah terbuka, terlebih pada pasien usia lanjut yang juga menderita penyakit lain.

Untuk pasien yang terlalu berisiko, dapat ditangani dengan teknologi TAVR (Transcatheter Aortic Valve Replacement). "Penelitian menunjukan, risiko kematian pada pasien berisiko tinggi bisa diturunkan dengan TAVR, dibandingkan dengan bedah terbuka," kata Paul.

Menurut dokter yang melakukan TAVR untuk pertama kalinya pada 2009 di Mount Elizabeth ini, penelitian terbaru pada pasien yang menjalani TAVR, menggunakan alat dari Medtronic yaitu CoreValce menunjukan bahwa katup buatan ini secara signifikan meningkatkan harapan hidup lebih lama 1 tahun.

"85,8 persen dibandingkan pasien yang menjalani valce replacement dengan bedah terbuka," kata dia.

Pemasangan valce buatan dapat bertahan 10 sampai 15 tahun. Di masa itu, terang Paul, kemungkinan terjadi restenosis atau penyempitan dapat kembali terjadi.

"Biasanya, akan dilakukan pemasangan valve yang baru," kata dia menerangkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini