Sukses

Gangguan Jiwa Bukan Berarti Gila

Istilah 'gila' tidak dikenal dalam ilmu kedokteran jiwa. Namun masyarakat awam sering salah kaprah menyebut orang gangguan jiwa adalah gila.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa pekan terakhir istilah gangguan jiwa sedang menjadi trend bahan pembicaraan di berbagai kalangan. Mulai dari merebaknya pemberitaan Marshanda hingga dugaan bunuh diri karena depresi pada aktor kawakan Robin Williams.

Namun, apakah Anda sudah mengenal apa itu  gangguan jiwa? Banyak orang awam yang mengasosiasikan gangguan jiwa sebagai gila. Padahal, istilah gila tidak dikenal dalam ilmu kedokteran jiwa. 'Gila' yang diucapkan orang awam biasanya merujuk pada ketidakmampuan seseorang menilai realita, misalnya halusinasi atau ketika seseorang yang mengamuk tidak dapat mengendalikan diri.

Beberapa saat lalu, Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia(PP PDSKJI) meluruskan apa itu gangguan jiwa. "Apabila seseorang mulai mengeluh, menyampaikan beban dalam kehidupannya dan atau terjadinya penurunan fungsi sebagai manusia. Maka salah satu kaki orang tersebut sudah masuk gangguan jiwa," terang Ketua Umum PP PDSKJI dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K).

"Gangguan jiwa itu sangat luas. Kira-kira ada 100 item kelompok jenis gangguan jiwa, kalau dirinci lebih lanjut lagi ada sekitar 270-an diagnosis gangguan jiwa.," jelas dokter Danardi yang juga staf pengajar tamu di FKUI RSCM.

Ditambahkan lagi, bahwa gangguan jiwa ada tingkatannya, sangat ringan, ringan, sedang dan berat. "Ada juga yang hitungan menit muncul kemudian pulih kembali, ada juga perlu melakukan pengobatan jangka panjang," jelas dokter Danardi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.