Sukses

Beda Tablet Tambah Darah dari Pemerintah & Komersial

Mungkin para ibu hamil setuju jika obat tambah darah yang diberikan pemerintah memiliki efek yang berbeda dengan yang dijual bebas

Liputan6.com, Jakarta Mungkin para ibu hamil setuju jika obat tambah darah yang diberikan pemerintah secara gratis memiliki efek yang berbeda dengan yang dijual bebas di pasaran. Tak heran jadinya bila banyak ibu hamil banyak yang memilih obat tambah darah sesuai kemampuannya.

Tapi perlu Anda ketahui, meskipun sama-sama bermanfaat meningkatkan jumlah darah tapi obat tambah darah yang diberikan pemerintah jauh lebih baik karena cepat menyerap ke tubuh. Lebih jelasnya berikut penjelasan Koordinator Sistem Kesehatan untuk program pemberian tablet tambah darah pada wanita hamil dari Micronutrient Initiative, dr Adhi Sanjaya., MSc-IH pada Liputan6.com, ditulis Senin (21/7/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tablet tambah darah gratis

Tablet tambah darah gratis

Keuntungan

1. Tablet tambah darah buatan Kimia Farma ini merupakan jenis Fero Sulfat yang sangat efektif untuk diminum ibu hamil karena satu-satunya obat tambah darah yang cepat larut dalam air.

2. Membantu risiko kematian ibu saat melahirkan akibat pendarahan

Keburukan

1. Bau amis

Menurut Adhi, sejak tahun 1975 tablet tambah darah ini diterapkan dan masuk program untuk kesehatan ibu hamil. Sayangnya, baunya yang amis seringkali dienggani para wanita hamil. "Kalau kemasannya dibuka, seluruh puskesmas tahu. Tapi bau ini sekarang telah diminimalisir karena kemasannya kini berupa sachet.

2. Cepat teroksidasi

Karena kemasannya yang berbentuk sachet, obat tambah darah cenderung tak bisa bertahan lama setelah dibuka. Seperti sifat besi yang kian lama berkarat, begitu juga pada tablet ini. Semakin lama disimpan maka obat akan berubah bentuk, bau, berubah warna dan lengket. Padahal, setiap datang ke puskesmas, biasanya tenaga kesehatan memberikan satu paket obat untuk sebulan atau 30 tablet.

"Masalah packaging ini memang masih menjadi perdebatan. Sempat mau dibungkus seperti blister tapi ternyata biayanya mahal. 1 tblister bisa Rp 600. Sedangkan sekarang dengan tablet hanya Rp 40 rupiah dikalikan jumlah ibu hamil yang mencapai 5 juta. 

Bagusnya, kata Adhi, obat tambah darah disimpan di plastik obat agar awet. Tapi karena butuh biaya, bidan di daerah mengakalinya dengan membuka semua kemasan obat dan menggantinya dengan plastik obat dan ditulis 1x1. Tapi akibatnya, ada beberapa bidan yang memberikan obat tambah darah tidak sesuai dengan semestinya.

Misalnya, seharusnya ibu diberikan obat untuk 30 hari. Tapi karena malas minum, jadi hanya diberikan 10 atau 20 tablet sesuai kebutuhannya. Akhirnya, pelaporan dan pencatatan stok jadi begitu rumit.

3. Bikin mual dan muntah

Meski wajar, tapi alasan mual dan muntah memang banyak dikeluhkan wanita hamil sehingga malas minum obat tambah darah.

 

3 dari 3 halaman

Tablet tambah darah komersial

Tablet tambah darah komersial

Keuntungan

1. Mudah didapatkan

Di toko obat atau apotek biasanya obat tambah darah telah mudah didapat.

2. Tak banyak membuat mual dan muntah

Berbeda dengan milik pemerintah, yang dibuat perusahaan swasta termasuk golongan besi glukonat yang bisa mengurangi kecendrungan mual dan muntah berlebih karena setiap tabletnya dilapisi sehingga tidak bau.

Kerugian

1. Harganya lebih mahal

Jika dibandingkan dengan obat tambah darah yang diberikan pemerintah, obat tambah darah komersial harganya lebih mahal. Coba saja hitung, berapa yang harus dibayar ibu hamil karena kebutuhan obat tambah darah itu minimal 90 tablet sejak dikatakan hamil oleh dokter ditambah 42 hari setelah persalinan. Sementara obat dari pemerintah diberikan cuma-cuma.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.