Sukses

Disleksia, Gangguan Kesulitan Membaca Sejak Kecil

Disleksia umumnya dialami oleh anak-anak tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun juga mengalaminya

Liputan6.com, Jakarta Mengalami kesulitan membaca adalah salah satu tanda dari penyakit Disleksia. Seperti dilansir dari Mayoclinic.com, Senin (11/8/2014), Disleksia umumnya dialami oleh anak-anak tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun juga mengalaminya.

Disleksia dapat disembuhkan dengan beberapa cara pengobatan yang berhubungan dengan kinerja otak dan penggunaan indera, terutama penglihatan (baca) dan pendengaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deskripsi dan Gejala


Deskripsi


Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca umumnya berlaku pada anak-anak. Terkadang disleksia tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun dan tidak diakui hingga dewasa.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan Disleksia karena ini berlaku seumur hidup. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat bawaan yang memengaruhi kinerja otak. Sebagian besar anak-anak yang terkena Disleksia dapat bersekolah dengan bimbingan dan program khusus, juga dibantu dengan dukungan emosional lingkungan sekitarnya.


Gejala


Gejala Disleksia sulit dikenali saat sebelum anak-anak masuk sekolah karena petunjuk awal ada saat anak-anak mencapai usia sekolah, biasanya guru sekolah yang akan menyadari Disleksia pada anak pertama kali.
Berikut beberapa tahap saat anak diketahui mengidap Dsileksia:


Sebelum Sekolah


1. Lamban berbicara
2. Lamban belajar kata-kata


Usia Sekolah


1. Kemampuan membaca di bawah rata-rata anak seusianya
2. Bermasalah dengan mengolah dan memahami apa yang didengar
3. Kesulitan memahami instruksi dengan cepat
4. Kesulitan dalam mengurutkan sesuatu
5. Kesulitan melihat (kadang mendengar)
6. Ketidakmampuan untuk mengucapkan kata asing
7. Melihat huruf atau kata secara terbalik-balik, misal: ‘b’ jadi ‘d’
8. Kesulitan mengeja
9. Kesulitan belajar bahasa asing


Remaja dan Dewasa


Gejala Disleksia pada remaja dan dewasa sama dengan anak-anak, walaupun terlambat menyadarinya. Berikut gejala Disleksia pada remaja dan dewasa:


1. Kesulitan membaca
2. Kesulitan memahami lelucon atau idiom
3. Membaca dengan suara keras
4. Kesulitan meringkas cerita
5. Kesulitan belajar bahasa asing
6. Kesulitan menghafal


Disleksia umumnya ditandai dengan keterlambatan seseorang dalam membaca. Kebanyakan anak belajar bahasa pada usia Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar kelas 1 tapi anak-anak Disleksia sering tidak dapat memahaminya saat itu. Ketika Disleksia tidak terdiagnosis dan tidak diobati, kesulitan membaca akan terus berlanjut sampai dewasa.

3 dari 3 halaman

Penyebab dan Pengobatan


Penyebab


Penyebab dari Disleksia dapat dikaitkan dengan gen tertentu yang mampu mengontrol berkembangnya otak. Sifat- sifat turunan dari keluarga dapat memengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan sistem bahasa.


Pengobtan


Pada umumnya Disleksia tidak diobati dengan obat. Namun, jika anak Anda memiliki kondisi penyakit lain bersamaan dengan Disleksia seperti ADHD atau gangguan Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder, akan diberikan resep obat.


Pengobatan Disleksia dapat dilakukan melalui pendidikan dan tes psikologi yang akan membantu dalam mengembangkan program pengajaran yang sesuai.


Di sekolah, guru dari anak Disleksia akan menggunakan teknik pengajaran yang melibatkan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Misalnya belajar dengan menggunakan indera, mendengarkan pelajaran yang direkam dan mempelajari kata-kata yang diucapkan.


Berikut peran orang tua dalam pengobatan anak yang mengidap Disleksia:


1. Anak Disleksia disarankan mendapatkan bantuan kelas tambahan di Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar untuk meningkatkan kemampuan membaca. Jika tidak, anak akan mendapat kesulitan dalam belajar atau anak akan cenderung tertinggal akademisnya dan mungkin tidak bisa mengejar ketinggalan


2. Saat anak usia 6 bulan atau lebih muda, bacakan sesuatu dengan keras atau dengarkan buku-buku yang direkam. Jika anak dirasa sudah cukup besar, bantu dia adalam membaca cerita dalam bentuk tertulis dan dengarkan. (Rima Wahyuningrum/Igw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.