Sukses

Merasai Sistem Jaminan Kesehatan di Jepang

Di Jepang, jaminan kesehatan dari pemerintahnya disebut juga Kokuho, Kokumin Kenko Hoken

Liputan6.com, Jakarta Jika Indonesia memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di Jepang, jaminan kesehatan dari pemerintahnya disebut juga Kokuho, Kokumin Kenko Hoken atau biasa disingkat Hoken alias kartu kesehatan.

Jika dibandingkan dengan sistem JKN yang masih baru di Indonesia, Hoken, lebih banyak mengikuti pola asuransi kesehatan di Jerman dan telah ada sejak 1922.

Asyiknya, segala penyakit mulai dari konsultasi hingga pemeriksaan dan perawatan penyakit kronis ditanggung. Tapi timbal baliknya, semua masyarakat, tak terkecuali orang asing yang menetap di Jepang harus membayar iuran yang dipotong dari gaji dan pajak yang besar setiap bulannya.

Seperti diungkapkan salah seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan S2 di Jepang, Ivan Prakasa. Baginya, asuransi kesehatan diwajibkan untuk mahasiswa sepertinya. Beberapa hal menarik dari Hoken, katanya, peserta Hoken akan mendapatkan pelayanan kesehatan sama dimanapun. Tanpa kelas dan tanpa perbedaan premi. Ivan sendiri mengaku pernah merasakan beberapa kali pergi berobat ke dokter.

"Baik dokter THT maupun dokter tulang pada saat itu, termasuk cek kesehatan, rontgen, terapi pemulihan dan rawat jalan semua pelayanannya sama, tidak ada pembedaan," katanya, seperti ditulis Jumat (3/7/2014).

Disamping itu, Hoken juga tidak memiliki sistem rujukan seperti di Indonesia. Sehingga semua pelayanan bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit langsung tanpa menggunakan surat rujukan.

"Tidak ada rumah sakit yang dirujuk. Jadi berobat dimana saja dengan asuransi jaminan kesehatan apa saja akan mendapatkan pelayanan, kualitas dan potongan harga sebagaimana mestinya," ungkapnya.

Lain dengan Ivan, Freelancer yang belum lama ini menetap di Jepang, Tika, mengatakan, Hoken di satu sisi memang menguntungkan sebab mengcover semua penyakit. Tapi potongan bayaran untuk Hoken sangat besar.

Untuk rawat jalan misalnya, Tika harus membayar 60-80 persen dari gaji. Yang menariknya lagi, Token atau kartu kesehatan ini bisa memberikan kemudahan dan memungkinkan adanya potongan harga saat berobat.

Hal lainya, pemeriksaan di klinik atau rumah sakit juga dilakukan secara detail. Tika menyontohkan, jika ada seseorang yang mengalami kecelakaan seperti terjepit kereta api. Para dokter bukan hanya memeriksa kakinya yang sakit dan berdarah. Tapi juga pasien diperiksa untuk segala kemungkinan adanya bakteri atau tidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.