Sukses

Risiko Diabetesi Selama Ramadan

Ada banyak informasi salah tentang diabetes selama Ramadan yang membuat para diabetesi kebingungan. Ini yang benar

Liputan6.com, Jakarta Selama bulan ramadan banyak diabetesi yang bertanya-tanya bagaimana puasa akan memengaruhi kondisi diabetes yang mereka derita. Ada banyak informasi salah tentang diabetes selama Ramadan yang membuat para diabetesi kebingungan bagaimana cara menyikapinya.

Untuk itu, di bawah ini ada beberapa hal terkait diabetes dan bulan suci Ramadan seperti dikutip Health Liputan6.com dari situs Joslin Diabetes Center Harvard Medical School, London, Inggris pada Rabu (2/7/2014)

Al-Quran menyebutkan bahwa ada sekelompok orang yang tidak dianjurkan atau tidak diharus untuk berpuasa. Terlebih bagi pasien dengan penyakit berisiko. Termasuk anak-anak, wanita hamil atau menyusui, orang tua, dan siapa saja orang yang memang tengah diberi ujian oleh-Nya dengan memberikannya sakit.

Tak ketinggalan, para pasien dengan diabetes yang kurang terkontrol, orang dengan diabetes tipe 1 yang mengambil pengobatan insulin atau tipe 2 pada regimen insulin campuran, atau mereka yang sering memiliki kadar glukosa darah sangat tinggi atau rendah.

Memang, sejumlah diabetesi mengakui bahwa mereka baik-baik saja selama berpuasa. Tapi, harus diingat juga, beda orang beda pula ketahanan dan kondisi tubuh yang dimiliki. Untuk memutuskan apakah para diabetesi boleh menjalani puasa Ramadan atau tidak, tergantung dari anjuran dokter. Kemungkinan dokter akan memberikan beragam jenis obat yang harus dikonsumsi.

Maka itu, buatlah janji 2 atau 3 bulan sebelum Ramadan tiba untuk membahas bagaimana puasa dapat memengaruhi diabetes Anda. Kemungkinan besar, dokter akan menyarankan beragam perubahan dalam pemberian obat bagi diabetesi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risiko



Risiko

Anda seorang diabetesi dan berniat untuk berpuasa? Ada baiknya untuk mengetahui terlebih dulu apa saja risiko yang akan terjadi bila Anda masih nekat untuk melakukannya.

Berikut risiko yang harus Anda ketahui;

Glukosa darah rendah (hipoglikemia)


Risiko kadar glukosa akan terlalu rendah terjadi paling banyak pada pasien yang menggunakan insulin atau pil diabetes tertentu. Batasi aktivitas fisik selama waktu puasa dan lebih aktif setelah matahari terbenam. Bicarakanlah pada dokter untuk mengetahui apakah obat yang Anda konsumsi menempatkan Anda pada risiko untuk glukosa darah rendah dan mendiskusikan bagaimana cara mencegahnya.

Glukosa darah tinggi (hiperglikemia)

Sementara kadar glukosa darah yang rendah dapat terjadi pada siang hari, ada risiko yang lebih besar untuk makan berlebihan. Terlebih ketika makan malam, kerap dianggap pesta oleh para pasien.

Dehidrasi

Ini merupakan yang seringkali muncul saat musim panas berkepanjangan. Minumlah minuman yang bebas kafein dan gula secara teratur di malam hari dan di pagi hari.

Sejumlah pasien diabetes diberitahu tidak perlu memeriksa glukosa darah di siang hari karena akan membatalkan puasanya. Padahal, memeriksa glukosa darah tidak akan membatalkan puasanya.

Diabetesi harus tahu bahwa penting untuk memantau kadar glukosa darah terutama untuk mengidentifikasi tingkat glukosa rendah. Kondisi ini baru akan berakhir, jika kadar glukosa turun terlalu rendah, di bawah 70 mg / dl.

Jika kadar glukosa merosok di bawah 70 mg / dl, ambillah 15 gram karbohidrat dalam bentuk salah satu dari ini; 4 tablet glukosa, 6 oz soda biasa, jus buah atau gel glukosa 1 tabung. Tunggu sampai 15 menit dan periksa lagi.

Anda diizinkan untuk mengemil setelah satu jam Anda selesai makan malam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini