Sukses

Darah dari Pendonor Sukarela Lebih Aman

Mengingat darah dapat jadi media penularan penyakit seperti HIV, Hepatitis B dan C, Sifilis, maka diharapkan darah berasal donor sukarela

Liputan6.com, Jakarta Saat ini jumlah persediaan darah masih belum dapat memenuhi kebutuhan. Di Indonesia, pemenuhan kebutuhan darah ideal pertahun adalah 2 persen dari jumlah penduduk, berarti dibutuhkan sekitar 4,8 juta kantong darah setiap tahunnya.

Sementara saat ini baru terpenuhi sekitar 3,5 juta kantong darah per tahun. Jumlah tersebut, tidak seluruhnya merupakan donor sukarela. Di beberapa daerah, didominasi oleh donor pengganti yang berasal dari anggota keluarga pasien.

Mengingat darah juga dapat menjadi media penularan penyakit seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Sifilis, maka diharapkan darah berasal dari donor risiko rendah. Donor risiko rendah ini salah satunya berasal dari Donor Sukarela.

“Rekomendasi WHO, darah transfusi yang aman dan berkualitas berasal dari donor sukarela”, tutur Wakil Menteri Kesehatan RI, yang dibacakan Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K), pada pembukaan Seminar Hari Donor Darah Sedunia tahun 2014 yang bertema “Darah Aman untuk Menyelamatkan para Ibu” atau Safe Blood for Saving Mother, di Jakarta (24/6).

Wamenkes memberi apresiasi tinggi kepada para pendonor sukarela, atas hadiah live-saving berupa darah yang telah mereka sumbangkan kepada para ibu melahirkan yang membutuhkan darah.

“Pemenuhan kebutuhan darah sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menyelamatkan nyawa seseorang. Untuk itu, mari berperan serta dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya donor darah sukarela”, tandas Wamenkes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini