Sukses

Indonesia Konsisten Angkat Jamu dalam Sistem Kesehatan Nasional

30,4 persen rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional di antaranya 77,8 persen rumah tangga memanfaatkan jamu

Liputan6.com, Jakarta Menilik hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sekitar 30,4 persen rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional di antaranya 77,8 persen rumah tangga memanfaatkan jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat, dan 49,0 persen rumah tangga memanfaatkan ramuan.

Pelayanan kesehatan tradisional ramuan juga dikenal luas di Indonesia sebagai Jamu dan secara empiris digunakan dalam upaya promotif, preventif bahkan selanjutnya berkembang ke arah kuratif dan paliatif.

"Indonesia secara konsisten mengangkat kesehatan tradisional ke dalam Sistem Kesehatan Nasional.​ Dalam meningkatkan pemanfaatan obat tradisional utamanya Jamu, Indonesia telah memiliki berbagai regulasi dan kebijakan mengenai pengobatan tradisional," ujar Kepala Balitbangkes, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sabtu (14/6/2014).

Regulasi yang ada juga diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan No. 003 tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu yang antara lain mengatur penyediaan data dan informasi tentang jamu untuk mendukung Jamu evidence based decision making dalam upaya pengintegrasian Jamu dalam pelayanan kesehatan.

Program Saintifikasi Jamu atau Scientific Based Jamu Development , yaitu penelitian berbasis pelayanan yang mencakup : etnofarmakologi, formulasi, serta uji pre klinik dan klinik.

Jamu saintifik yang dihasilkan dari program digunakan untuk terapi komplementer di fasilitas pelayanan kesehatan dan dijadikan pilihan masyarakat, jika mereka menginginkan untuk mengonsumsi Jamu saja sebagai subyek dalam upaya preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif.

Dewasa ini, Balitbangkes sudah berhasil menyediakan dua Jamu Saintifik, yaitu untuk hipertensi ringan dan asam urat.

Pada tahun 2014 direncanakan akan diperoleh tambahan 3 Jamu Saintifik, yaitu osteoartritis, haemorroid dan dispepsia.

Sampai saat ini baru diuji 24 formula jamu untuk menjadi kandidat formula jamu saintifik, yaitu 19 formula jamu untuk uji klinik pre-post dan 5 formula jamu untuk uji klinik multicenter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.