Sukses

Pakai Ponsel 30 Menit Nonstop Picu Alergi

Orang alergi dengan debu atau bulu sudah sering terdengar. Namun, ada pula alergi yang disebabkan telepon seluler (ponsel).

Liputan6.com, California Orang alergi dengan debu atau bulu sudah sering terdengar. Namun, ada pula alergi yang disebabkan telepon seluler (ponsel).

Perangkat komunikasi ini memungkinkan seseorang bisa menelepon, SMS, email, atau hal lainnya. Tapi penggunaan ponsel yang berlebihan sering dihubungkan dengan merugikan otak, mengubah postur tubuh, dan ternyata juga bisa mengganggu kulit.

Menurut sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Allergy , Immunology, dan Pulmonologi, menggunakan ponsel selama 30 menit terus menerus bisa meningkatkan risiko alergi ponsel yakni Allergic Contact Dermatitis (ACD), bagi siapapun yang alergi nikel, kobalt, dan kromium.

Berdasarkan laporan, risiko ACD terhadap ponsel meningkat sejak 2000, terutama dengan banyaknya pengguna di kalangan anak-anak dan remaja. Barang-barang seperti laptop, kontroler video game, dan aksesoris lainnya menjadi sumber ACD.

Krom dan kobalt serta logam yang ditemukan di ponsel menyebabkan ACD. "Dengan meningkatkan penggunaan ponsel, yang meliputi telepon, SMS, email, internet, dan game meningkatkan kemungkinan orang dewasa mengembangkan dermatitis ponsel," tulis Clare Richardson, peneliti Loma Lind University School of Medicine , California seperti dilansir MedicalDaily, Jumat (30/5/2014).

Jacob Thyseen, peneliti utama dari University Hospital Gentofte Kopenhagen, dan rekan-rekannya meninjau literatur tentang ACD pada anak-anak dan orang dewasa. Peneliti menguji nikel dan kobalt pada keypad atau headset terhadap setengah Blackberry, 75 persen Samsung, dan 70 persen Motorola. Namun, tak ada iPhone Apple, Nokia, atau Android yang ditemukan mengandung logam.

Sebagian besar peserta dalam studi ini melaporkan gejala ACD seperti kering, gatal, kemerahan, lesi , yang bisa menjalar ke wajah atau telinga setelah menggunakan telepon tanpa berhenti selama 30 menit, atau selama lebih dari satu jam siang hari.

Hampir setengah dari kasus yang memerlukan perawatan medis termasuk yang usianya di bawah 18 tahun. Alergi Nikel mempengaruhi 10 persen anak-anak dan orang dewasa.

"Dengan meningkatnya penggunaan ponsel dan perangkat mobile lainnya, dokter anak nosa melihat kasus tambahan dari ACD," kata Dr Mary Cataletto.

Peneliti mengimbau dengan meningkatnya alergi ponsel ini, pengguna bisa mengambil langkah-langkah keamanan untuk membatasi paparan nikel. Pengguna ponsel bisa menggunakan speakerphone atau headset bila memungkinkan. Selain itu, durasi dan kondisi ponsel berperan besar terhadap kemungkinan reaksi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini