Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Main Film Porno demi Biayai Kuliah

Miriam Weeks rela menjadi bintang porno demi bisa membiaya pendidikannya di kampus bergengsi

Liputan6.com, New York Miriam Weeks merupakan salah satu mahasiswi di Duke, sebuah universitas yang paling bergengsi di Amerika Serikat. Tapi, ia kesulitan membayar biaya kuliah. Dan demi pendidikannya, Weeks rela masuk dalam industri hiburan dewasa.

Weeks tak tertarik menjadi pelayan wanita karena menurutnya itu merendahkan. Tapi, ia lebih memilih terjun sebagai bintang porno.

Suatu malam, Weeks sedang mencari celana dalam baru yang bisa membuat orang berfantasi. Baginya celana itu lebih memiliki nilai seperti dilansir IrishIndependent, Rabu (28/5/2014).

Dalam pameran film porno yang dinamakan Exxxotica, di Atlantic, Weeks akan berusaha menjual US$ 50 per kepingnya untuk pria atau wanita yang terangsang dengan 30-35 adegan porno yang dimainkan Weeks. Ia masuk ke industri hiburan dewasa pada November.

Weeks memang berusaha membiayai kuliahnya dengan film porno. Tapi, ini bukan pertama kalinya seorang mahasiswi yang melakukan hal yang porno. Beberapa orang menanyakan mengapa mahasiswi itu tak mencoba profesi yang sah untuk membiayai pendidikannya.

Situs Rollingstone melaporkan, ayah Weeks merupakan seorang dokter militer sehingga keluarganya sering pindah tempat sebelum menetap di Spokane, Washington. Weeks merupakan wanita kutu buku dan rajin. Duke University memang kampus impiannya karena reputasi universitas itu merupakan yang terbaik di tempatnya.

Weeks mulai menonton film porno pada usia 12 tahun dan ia kehilangan keperawanannya pada usia 16 tahun. Namun, ia tak ingat kapan ia tahu bahwa ia biseksual.

Saat SMA, Weeks seperti siswa yang sempurna di sekolahnya. Tapi, pada akhir pekan dia berpesta bersama siswa kampus.  Tak ada yang tahu mengapa ia memasuki dunia perdagangan seks.

Ketika baru beberapa minggu di Duke, ayahnya bekerja di tempat praktik swasta. Namun, tiba-tiba Army Reserve menugaskannya ke Afghanistan dan gajinya berkurang setengah dari sebelumnya.  Saat itu, Weeks berusaha memohon ke Duke agar meninjau kembali paket bantuan keuangan, namun pihak kampus tak memedulikannya. Melihat tagihan bulanan yang mencapai US$ 4.300, ia menyadari tak bisa membayarnya. Saat itu, orangtuanya menyarankan agar ia mengambil pinjaman pribadi.

Dalam keputusasaannya, Week akhirnya memilih menjadi bintang porno. "Saya google bagaimana menjadi bintang porno dan semuanya muncul. Kemudian ada website SexyJobs.com . Ini seperti Monster.com," kata Week.

Saat itu, Weeks mengambil foto selfie hampir telanjang dan menyampaikannya ke situs tersebut serta mengirimkan informasi tinggi, berat badan, dan deskripsi singkat tentang pribadinya. Dalam beberapa hari , ia mendapat telepon dari sebuah perusahaan bernama Facial Abuse yang menawarkannya terbang ke New York untuk syuting pertamanya dan menawarkan biaya US$ 1.200 per adegan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.