Sukses

Senangnya Bila Lingkungan Tanpa Asap Rokok

Merasakan menginjakkan kaki di Kawasan Tertib Rokok begitu istimewa

Liputan6.com, Jakarta Merasakan menginjakkan kaki di Kawasan tertib Rokok seperti di Komplek Rumah Pangan Lestari, Kelompok Wanita Sakinah RT.011 Kelurahan Pasar Usang kota Padang Panjang, Sumatera Barat terasa istimewa. Di sini, udaranya segar bukan hanya karena berada di dataran tinggi tapi semua orang di wilayah ini dilarang merokok. Bisa saya lihat, di sekeliling perumahan ada banyak tumbuhan subur dan hewan terbang bebas di langit membuat segar mata dan napas.

Maklum, sejak mendapat penghargaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas inisiatif Pemerintah Daerah memerangi rokok pada 2010 silam, kota Padang Panjang menjadi salah satu daerah bebas rokok di Sumatera Barat yang berkomitmen dalam membentuk keluarga sehat tanpa asap rokok dan bisa menghasilkan tani yang berguna bagi masyarakatnya dengan mempertahankan budaya islamnya. Jadi bisa dibayangkan udara yang sejuk dan bersih ditambah pemandangan dikelilingi pegunungan yang asri.

Sepintas, saat masuk wilayah ini memang terlihat seperti kampung biasa yang ada di sejumlah daerah di pulau Jawa. Bila diperhatikan, suasana di desa ini tidak terlalu ramai, terlihat beberapa rumah sederhana beratapkan seng yang memiliki pekarangan yang luas. Kalau dibandingkan dengan pemukiman padat di Jakarta, mungkin satu pekarangan bisa memuat empat sampai lima rumah tipe 36.

Disini, di depan rumah penduduk banyak stiker bertuliskan Dilarang Merokok berukuran besar dengan panjang 20-25 sentimeter dan lebar 10 sentimeter dan 'Rumah Tangga Sehat' serta indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). Padahal, 10 tahun lalu, hampir semua warga tak mengenal usia di wilayah ini merupakan perokok.

Bahkan Wakil Walikota Padang Panjang, Mawardi sempat mengatakan, 10 tahun terakhir tidak ada keluarga yang tidak merokok. Dengan alasan suhu yang sejuk , warga beralasan merokok bisa menghangatkan tubuh.

Sebagai juru bicara salah satu komplek yang mendapatkan penghargaan kawasan bebas rokok Kawasan Rumah Pangan Lestari RT 11 kelurahan pasar usang, kecamatan Padang Panjang Barat ini, Ketua RT Dra. Selfi Weri mengungkapkan pemberlakukan larangan merokok bukan hanya berlaku bagi warga sekitar tapi juga wajib dipatuhi tamu.

"Tidak boleh merokok di rumah. Kalau ada tamu dari luar wilayah ini merokok, biasanya akan ditegur dan diantar ke dua area khusus merokok," kata Selfi pada wartawan saat kunjungan bersama Kementerian Kesehatan ke Padang Panjang, Sumatera Barat, ditulis Jumat (23/5/2014).

Ya, kawasan tanpa rokok disini memang memiliki tempat khusus merokok. Letaknya tak jauh dari pintu masuk kawasan ini. Disana, ada dua rumah yang dijadikan tempat khusus perokok. Meski begitu, Selfi mengatakan, dari 47 kepala keluarga yang tinggal di Kawasan Rumah Pangan Lestari hanya menyisakan delapan kepala keluarga yang masih merokok. Itupun, mereka malu karena terus menerus ditegur oleh anak-anaknya. Dan berusaha untuk membatasi rokok.

"Di depan anak-anak, bapak mereka jadi tidak enak. Mereka sadar, bisa mengajarkan hal tidak benar pada anaknya. Apalagi disini anak-anak diajarkan Ukhwah islamiyah," jelas Selfi.

Yang membuat saya takjub, semua warga kompak untuk melakukan pengawasan tanpa rokok mulai dari orang terdekat. Bahkan, disana hanya ada satu warung. Selfi sendiri menyebutnya warung sehat karena disana menjual barang kebutuhan sehari-hari tapi tidak menjual rokok.

Ditemui di tempat yang sama, Kader Kesehatan Padang Panjang, Elifahmi menceritakan kisah suaminya yang insaf rokok pada media.

"Suami saya supir lintas propinsi. Ia merokok dari SD. Hingga akhirnya menikah dan memiliki anak, ia merasa badannya tidak enak. Selain itu, ia berpikir dari sisi ekonomi, ia jadi lebih boros. Ia kemudian membandingkan harga yang harus dibayar untuk rokok dengan keikutsertaan JKN. Darisitu, akhirnya ia mulai beertekad untuk berhenti merokok," ungkap Elifahmi bersemangat.

Punya hasil tani sendiri

Tak puas hanya dengan menciptakan kawasan tertib rokok, Kawasan Rumah Pangan Lestari juga memiliki hasil tani sendiri yang diolah para wanita.

Elifahmi mengungkapkan hasil tani warga mencakup kacang-kacangan, ubi dan tumbuhan lain yang bisa dikonsumsi. Baca juga: Perokok di Padang Panjang Berkurang, Dokter Paru-paru Tak Laku 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini