Sukses

Rumah Sakit Berlebihan Lakukan Operasi Caesar yang Tak Perlu

Jumlah operasi caesar pada zaman kini dikhawatirkan berlebihan, termasuk pada ibu melahirkan yang berisiko rendah.

Liputan6.com, New York Sejumlah operasi caesar dipilih dokter kandungan demi menyelamatkan pasiennya. Tapi, jumlah operasi caesar pada zaman kini dikhawatirkan berlebihan.

Dari penyelidikan Consumer Reports ditemukan bahwa tingkat operasi caesar (C-section) bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit. Ini yang meningkatkan kekhawatiran bahwa dokter terlalu sering melakukan prosedur yang sebenarnya tak perlu.

Hampir 55 persen perempuan yang berisiko rendah dalam melahirkan melakukan operasi caesar di Los Angeles Community Hospital. Padahal kelompok ibu tersebut tak perlu melakukan operasi caesar dan tak akan melahirkan bayi prematur karena posisinya benar.

Sementara, tingkat operasi caesar pada ibu dengan risiko rendah di California Hospital Medical Center di Los Angeles sebesar 15 persen. Jumlah operasi caesar terendah ditemukan pada Denver Health Medical Center yakni sebesar 8 persen.

Consumer Reports mengkaji data lebih dari 1.500 rumah sakit di 22 negara. Mereka melihat dalam periode dua tahun antara 2009-2012, tergantung negara, operasi caesar dilakukan pada ibu melahirkan dengan risiko rendah.

"Kami pikir sudah waktunya jumlah tersembunyi ini diungkapkan," kata Consumer Reports Health Dr John Santa mengatakan dalam sebuah rilis seperti dilansir DailyNews, Senin (12/5/2014).

Menurutnya, konsumen yang menentukan metode melahirkan yang paling aman untuk kelahiran bayinya, bukan rumah sakit yang memilih.

Ia mengingatkan, operasi cesar bisa menyelamatkan nyawa dan dianggap operasi yang aman. Tapi, cara ini tak selalu menjadi pilihan terbaik bagi ibu dan bayi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini