Sukses

Mau Mati Pelan-pelan? Merokoklah Terus-menerus!

Para perokok aktif sangat rentan dan berisiko menderita penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker.

Liputan6.com, Jakarta Para perokok aktif sangat rentan dan berisiko menderita penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker. Meski begitu, banyak orang mengakui sangat sulit menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Padahal, dokter forensik telah menyebutkan, kematian akibat rokok lebih buruk ketimbang kecelakaan lalu lintas.

"Kalau kecelakaan sudah jelas, bisa langsung meninggal dunia. Kalau rokok, sakitnya itu pelan-pelan dan tidak dirasakan. Tiba-tiba, muncul kanker dan penyakit lainnya," kata Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto, dalam acara `Hilangkan Mitos Tentang Kanker` di Ruang Swabesi Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Biasanya, lanjut Agus, para perokok akan meninggal setelah mengalami penyakit kronis, seperti kanker. Seperti diketahui, rokok dan kanker memiliki keterkaitan yang erat, yang tak mungkin dapat dipisahkan.

"Secara kebetulan saya ini orang forensik. Saya tahu kalau itu siksaannya maha dahsyat. Merenggutnya pelan-pelan," kata Agus menambahkan.

Untuk itu, Agus menyarankan pada para perokok untuk menghentikan kebiasaan saat ini juga. Jangan sampai, perokok baru menghentikan kebiasaannya setelah terkena kanker. "Lebih baik hentikan kebiasaan merokok sebelum terkena kanker. Jangan kena dulu, baru berhenti," kata dia menekankan.

Perokok harus tahu, pembiayaan untuk pengobatan kanker sangat mahal. Bahkan pada 2012, pembiayaan kanker pada Jamkesmas mencapai Rp 144,7 miliar. Selain mahal, penyakit kanker pun menjadi beban keluarga si penderita itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini