Sukses

Muda, Tampak Sehat Tiba-tiba Jantung Berhenti, Kenapa?

Meski usia masih muda, tak ada salahnya bagi Anda untuk rutin melakukan skrining seperti EKG. Apalagi jika keluarga punya riwayat jantung.

Liputan6.com, Jakarta Meski usia masih muda, tak ada salahnya rutin memeriksakan kesehatan yang mencakup elektrokardiogram (EKG). Terlebih, bila memiliki keluarga dengan riwayat kematian jantung mendadak (Sudden Cardiac Death). Dengan cara sederhana ini, Anda akan terhindar dari kondisi serupa.

"Jangan tunda skrining bila Anda memiliki anggota keluarga dengan riwayat SCD ini. Usahakan untuk melakukan skrining yang mencakup EKG di bawah usia 35 tahun. Itu jauh lebih baik," kata Ahli Jantung dan Electrophysciologist dari Asian Heart & Vascular Centre, Gleneagles Medical Centre Singapore, Dr. Jeremy Chow, MBBS, MRCP(UK), MRCP(London), M.Med (Int Med), FAMS dalam temu media di Novotel Mangga Dua Square, Jakarta, ditulis Rabu (30/4/2014).

Selama ini, kata dia, orang muda kerap menganggap remeh gaya hidup sehat. Merokok dan mengonsumsi alkohol, masih dianggap biasa. Padahal, kematian jantung mendadak mengintai mereka. Memang, sampai saat ini kasus kematian jantung mendadak yang menerpa orang sehat dan berusia muda (di bawah usia 40 tahun) masih terbilang langka. Bukan berarti, serangan itu tidak bisa menghampiri Anda secara tiba-tiba.

Dr Jeremy menjelaskan bahwa SCD menggambarkan kematian alami yang tidak terduga akibat kematian jantung dalam waktu singkat dan tiba-tiba. Biasanya terjadi kurang dari satu jam sejak gejala muncul. Itu pun kalau ada. Karena, biasanya SCD tidak menampakkan gejala. Pasien tiba-tiba pingsan, dan tidak sadarkan diri.

"Kalau pun ada gejala, biasanya black out (pingsan) dan gangguan valvilasi," kata dia menjelaskan.

Di Amerika, lanjut Jeremy, ada sekitar 250.000 sampai 450.000 kasus kematian karena SCD tiap tahunnya. Tapi, ini menimpah para pasien dewasa yang lebih tua.

Penyebab kematian jantung mendadak

Dalam kesempatan itu, pria yang memperoleh gelar Master of Medicine di Internal Medicine dari National University of Singapore menjelaskan, setidaknya ada lima penyebab kematian jantung mendadak yang harus diketahui:

    1. Jantung bawaan (katup yang rusak)
    2. Kelainan otot jantung atau otot jantung menebal
    3. Abnormal arteri pada jantung seseorang
    4. Infeksi pada jantung yang disebabkan virus atau bakteri yang berkembang dalam organ jantung
    5. Irama jantung yang tidak normal

Dr Jeremy kembali menjelaskan, kelainan irama jantung, dapat menjadi penyebab kematian mendadak pada orang berusia muda dan bahkan orang yang sehat. Kejadian yang fatal biasanya disebabkan irama jantung yang abnormal, yang kemudian dikenal dengan istilah ventricular fibrillation (VF).

"Kondisi ini dapat diperiksa dan seringkali kematian jantung mendadak dapat dicegah dengan implantable cardiac defibrillator (ICD)," kata dia menekankan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini