Sukses

Bayi Faiz dengan Otak di Luar, Malah Diteror Pria Misterius

Liputan6.com, Jakarta Hingga kini, nasib bayi malang bernama Muhammad Faiz masih terbaring lemah di rumah tumpangan keluarganya di Kampung Cahaya Utara, Dusun Pelita Jaya, RT 006 RW 001, Desa Kuala Mandor B, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Saat ditemui hari ini, Kamis (24/4/2014), ibu Muhammad Faiz, Sumiati (22), mengaku belum ada menerima bantuan apapun.

“Bayi saya ini dirawat seadanya di rumah. Sekarang agak mendingan. Dia nyusu mau. Tapi, kalau malam rewel,” tutur Sumiati, sambil memegang erat bayinya itu.

Ia mengatakan, tetap tegar dan setia merawat anak ketiganya itu. Walalupun himpitan ekokomi yang menerpa keluarga mereka, namun ia tetap yakin akan ada kesembuhan.

“Saya percaya dengan kesembuhan anak saya ini. Tuhan maha adil,” ucapnya optimis.

Bapak kandung Muhamamad Faiz, Suhdi Yanto (28), mengaku ada seorang pria misterius yang menghubungi dia via telephone akan mengoperasi anaknya itu segera.

“Dua hari yang lalu ada orang telephone ke HP saya ini. Katanya dia akan operasi anak saya segera. Bahkan dia memaksa saya supaya segera anak saya ini. Tapi, saya tak mau. Saya tak mau anak saya dipermainkan. Malahan dia nanya ke saya, bapak punya uang berapa? Saya jawab, saya tak punya uang, karena saya orang miskin,” jelasnya yang masih merasa syok dengan suara seseorang mengaku dokter diujung telephone.

Seperti diketahui, anak ketiga dari pasangan suami istri, Suhdi Yanto dan Sumiati, itu lahir dalam keadaan tak normal. Muhammad Faiz mengalami cacat di tengkoraknya yang membuat otak ada di luar.Bayi berjenis kelamin laki-laki ini lahir pada 23 Maret 2014, di sebuah rumah sakit swasta di Kota Pontianak.

Bayi mungil ini memiliki berat badan 2.800 gram dan panjang tubuh 47 centimeter. Kelainan yang dialami Faiz bisa terjadi karena adanya selaput yang menutupi otak sehingga menyebabkan cacat tengkorak. Kelainan bayi sejak dilahirkan ini sangat langka dan terjadi pada satu dari 10.000 kelahiran.

Suhdi, awalnya bahagia saat kelahiran anaknya. Akan tetapi, setelah kelahiran anaknya itu ia bingung dengan sejumlah biaya rumah sakit yang mahal. "Senang anak saya keluar. Hati besar saya selau ingin menyelamatkan anak saya. Jadi saya ini nekad. Saya tidak mampu harus bayar Rp 60juta. Saya nangis hanya bawa uang Rp 1juta. Pihak rumah sakit tidak mau ngasih utang pada saya,” lirihnya bercucuran air mata.

"Malahan mereka minta biaya alat operasi Rp 10juta, saya hanya Rp 1juta aja. Mereka nyuruh runding dulu. Ya keluarga juga tak punya uang," tambahnya.

Kini, Suhdi Yanto dan Sumiati hanya bisa berharap ada dermawan yang rela menolongnya. Pasrah dan cemas selalu menghantui kedua pasangan suami istri ini.

Terlebih, mereka hidup jauh dari pusat ibukota. Jangankan untuk hidup berfoya-foya, untuk makan saja mereka harus irit demi untuk keberlangsungan hidup. Bagi mereka anak adalah segalanya, karena itulah masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini