Sukses

5 Langkah Kemkes Turunkan Angka Kematian Ibu dan Anak

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Pemerintah sudah melakukan berbagai hal demi tercapainya MDGs 4 dan 5.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah melakukan berbagai hal demi tercapainya MDGs 4 dan 5. Yaitu menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka kematian ibu (AKI).

Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Anung Sugihantono, MKes mengatakan apa yang dilakukan keduanya tidak hanya berfokus di hilir, tapi juga di hulu.

"Diawali dengan kesehatan di sekolah, kemudian terkait dengan reproduksi remaja. Selanjutnya, ke program tentang pelayanan anatal care, persalinan, dan pelayanan kepada bayi," kata Anung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budi Kemuliaan, Jakarta, Senin (21/4/2014)

Selain itu, Kemenkes juga melakukan perluasan akses serta mutu pelayanan, sebagai berikut.

1. Tenaga kesehatan diperbanyak di daerah terpencil yang memang jangkauan pelayanannya masih dirasa kurang.

Di pulau Jawa, kata Anung, masih dirasa kurang untuk beberapa hal tertentu. "Karena memang, yang hamil di pulau Jawa ini sangat banyak. Lebih banyak dibandingkan daerah-daerah lain," kata Anung menjelaskan.

2. Melengkapi sarana dan prasarana yang ada di fasilitas kesehatan. Baik fasilitas kesehatan dasar atau rujukan.

3. Obat akan disediakan dalam satu kesatuan dengan sistem layanan kesehatan.

Jika sebelumnya obat untuk para ibu yang mengalami preeklampsia masih sedikit, sekarang tidak hanya jumlah obat yang diperbanyak, tenaga kesehatan juga akan dilatih.

4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kehamilan.

Anang sendiri selalu mengatakan bahwa jangan jadikan kehamilan sebagai akibat dari perkawinan. Tapi, jadikan kehamilan sebagai salah satu tujuan dari perkawinan.

"Artinya, kita harus menyiapkan segala sesuatunya. Kalau dalam bahasa Jawa, bebet dan bobot itu harus jelas dulu," kata Anung.

Bebet yang dimaksud Anung adalah semua keperluan harus dipersiapkan sebelum anak lahir. Begitu anak lahir, sebagai orangtua, sudah harus tahu akan membawa sang anak ke arah mana.

5. Mengembangkan riset-riset operasional atau litbang secara sederhanan.

Untuk masalah satu ini, Anung memberikan contoh terkait fenomena menarik tentang kematian ibu di beberapa daerah.

Contoh, yang terjadi di salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Saat itu, Anung dan tim menemukan adanya enam kasus kematian ibu di sana, yang menimpah wanita berusia 35 tahun.

Setelah dicermati dengan menggunakan pengembangan riset operasional ini, Anung menemukan bahwa ini terjadi pada wanita yang menjadi istri sambung.

Istri sambung adalah seorang janda yang menikah kembali, dan si suami menginginkan seorang anak darinya.

"Wanita berusia 35 tahun itu kan berisiko sekali kalau harus hamil. Maka itu, kita harus lihat dulu secara utuh mengapa ini bisa terjadi," kata Anung menerangkan.

Jadi, pada saat membicarakan mengenai angka kematian ibu (AKI), Kemenkes dan pemerintah tidak melihat hanya dari satu sisi saja, melainkan melihatnya secara utuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini