Sukses

Lama Menunggu Dokter, Pasien Jadi `Bandel` Saat Pengobatan

Liputan6.com, Jakarta Kepatuhan adalah faktor penting bagi penanganan penyakit kronis. Kenyataannya masih ada pasien yang bandel dan tidak patuh dalam melakukan pengobatannya.

Berikut beberapa alasan yang membuat para pasien tidak patuh dalam melakukan pengobatan, seperti dijelaskan Dokter Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. M. Ikhsan Mokoagow, SpPD, M.Med.Sci :

1. Sistem kesehatan

A. Kualitas hubungan dokter dan pasien

Ketika dokter mendapat pasien dalam jumlah yang cukup banyak dalam satu hari, sudah pasti keseluruhan pasien tidak dapat dijelaskan secara detail tentang penggunaan obat yang akan dikonsumsinya.

Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan dokter 100 persen. Karena, ada saat di mana dokter akan menjelaskan lebih men-detail ke pasien, tiba-tiba saja ada pasien lain yang sudah lama menunggu dan tidak sabar untuk segera diperiksa, yang membuat konsultasi tidak dapat berjalan lancar.

"Saya pernah bertugas di salah satu rumah sakit. Saya berusaha menjelaskan, tiba-tiba keluarga dari pasien lainnya masuk dan meminta agar jangan lama-lama (meladeni pasien yang ada di dalam). Jelas saya kaget," kata Ikhsan dalam acara 'Kepatuhan Pengobatan Faktor Penting Keberhasilan Penanganan Penyakit Kronis' di Jakarta, ditulis Rabu (16/4/2014)

Lelah karena terlalu lama menunggu, membuat pasien menjadi tidak sabar dan terjadilah hal-hal seperti ini.

B. Akses ke sarana kesehatan

Biasanya, penduduk yang tinggal di daerah pedalaman atau remote area yang sering mengalami ini

2. Kondisi penyakit

A. Penyakit tidak bergejala

Penyakit tidak bergejala ini seperti kolesterol dan diabetes yang sering dialami pasien berusia 40 sampai 50 tahun.

Ketika pasien berusia 30 tahun mengalami kegemukan, secara tiba-tiba tidak makan apa-apa, sering kencing di malam hari, dan berat badannya turun serta tubuhnya menjadi kurus, jangan senang dulu. Bisa jadi ini tanda diabetes yang tidak kelihatan.

B. Masalah kesehatan jiwa

Ini biasa dialami oleh pasien yang memiliki masalah dengan salah satu anggota keluarga. Akibatnya, pasien tidak mau minum obat dan mengalami masalah kesehatan jiwanya.

3. Pasien

A. Gangguan fisik

Gangguan fisik turut berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pasien dalam melakukan pengobatan. Sederhananya, gangguan mata dan pendengaran pada orang tua.

B. Gangguan kognitif

Pada gangguan kognitif, pasien lupa apakah dia sudah meminum obatnya atau belum.

"Gangguan kognitif misalnya itu seperti, saya sudah minum obat belum ya. Tadi, sudah belum, ya?," kata Ikhsan.


C. Usia

Sudah jelas bahwa usia memiliki andil cukup besar dalam ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan yang dijalaninya.

D. Perilaku

4. Terapi

A. Efek samping

Ikhsan menjelaskan bahwa efek samping membuat orang menghentikan kebiasaannya meminum obat.

Pasien harus tahu. Kalau sehabis minum obat lalu muntah, segeralah berkonsultasi ke dokter dan bertanya langsung  mengapa Anda sampai muntah. Jangan ketika muntah, menghentikan kebiasaan meminum obat.

"Balik ke dokter dan tanyakan, apakah ini efek samping dari obatnya? Tanyakan, pasien harus bagaimana dan nanti dokter akan mencari pilihan lainnya. Dengan terlebih dulu mengonsultasikannya," kata Ikhsan menjelaskan.

B. Rejimen yang kompleks

5. Sosio-ekonomi

A. Dukungan sosial

Pasien tidak akan mampu melakukannya seorang diri bila tidak mendapatkan dukungan sosial dari keluarga terdekat.

Dengan dukungan nyata yang langsung diberikan padanya, membuat pasien semakin semangat dalam menjalani pengobatannya dan tidak menghentikan kebiasaannya itu.

Maka itu, berikanlah dukungan pada keluarga Anda yang mungkin mengalami hal sama seperti ini, agar dia dapat melakukannya dengan penuh semangat.

B. Biaya pengobatan

Biaya pengobatan yang tidak sedikit, membuat pasien akhirnya menghentikan kepatuhannya dalam pengobatan penyakitnya.

Anda sebagai keluarga, ada baiknya untuk mengatakan padanya agar tiak pusing memikirkan biaya pengobatan yang akan dikeluarkan.

Berikanlah dukungan pada pasien, dan kuatkan dia dalam melakukan pengobatan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.