Sukses

Premi Asuransi Kesehatan di Belanda Capai Rp 20 juta per Bulan

Dibanding premi JKN sebulan, premi asuransi sosial di Belanda jauh lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikirimkan kepada BPJS Kesehatan sebagai jaminan sosial di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ternyata tak sebanding dengan premi asuransi nasional yang berlaku di negeri Belanda. Di Indonesia jumlahnya jauh lebih kecil.

Seperti dikutip dari laman Iamexpat, Senin (14/4/2014), di negeri kincir angin ini, premi kesehatan tiap orang per bulan pada 2015 diprediksi naik mencapai 1.321 euro atau Rp 20,8 juta per bulan pada 2015. Dan angka ini terus menaik sejak 2010.

Tentu saja harga premi ini cukup fantastis bila dibanding dengan premi JKN yang berlaku di Indonesia. Untuk kelas I sebesar Rp 59.500 per orang per bulan, kelas II Rp 42.500 per orang per bulan dan kelas III Rp 25.500 per orang per bulan. Sementara untuk Penerima Bantuan Iuran hanya membayar premi sejumlah Rp. 19.000 tiap bulan per orang. Itu pun dibayar pemerintah.

Ditemui di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, peneliti senior di NIVEL (Netherlands Institute for Health Service Research) dr. Wienke Boerma, PhD yang ditemui Liputan6.com menjelaskan, premi wajib yang disetorkan pemberi kerja yang bergantung pada pemasukan berusia di atas 18 tahun pada 2013 sebesar 110 euro per orang per bulan (Rp 1,7 juta). Sedangkan tanggungan pribadi saat pengajuan klaim, warga Belanda wajib bayar sebesar 350 Euro per bulan  (Rp 5,5 juta) untuk perawatan kesehatan. Itu pun belum termasuk biaya dokter keluarga dan persalinan.

"Ada tambahan tanggungan pribadi saat pengajuan klaim antara 100 - 500 Euro. Tapi premi tertentu ini tidak termasuk biaya pemeriksaan gigi. Dan lagi, karena tenaga medis dapat remunerasi, dokter diharuskan kerja keras. Mereka sekolah (Community School) selama 6 tahun untuk menangani jumlah keluhan umum termasuk cek kesehatan rutin khususnya yang berkaitan dengan gaya hidup dan pengaruhnya pada kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung)," kata Wienke.

Pakar struktur, keuangan dan organisasi kesehatan primer dari Tilburg University, Prof. Dinny De Baker PhD yang ditemui di tempat sama menyampaikan, dokter keluarga di Belanda harus siap 7x 24 jam dan terus memantau pasien. Layanan jasa dokter juga mencakup pencegahan dan promosi untuk hidup sehat, penanganan penyakit jiwa seperti stres (somatic) dan masalah psikososial. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.