Sukses

Sampai Mana Batasan Bercanda Itu sebagai Bullying?

Dilihat dari sisi psikologi, masalah batasan bercanda itu sampai tingkat bully hanya masalah kontekstual saja.

Liputan6.com, Jakarta Banyak anggapan bahwa candaan, lawakan juga termasuk bully. Namun dilihat dari sisi psikologi, masalah batasan bercanda itu sampai tingkat bully hanya masalah kontekstual saja.

Seperti disampaikan Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Srti Ariani, S.Psi., M.Si (Nina) pada Liputan6.com. Saat seseorang bercanda akrab dengan temannya, dan ketika itu tidak ada yang marah sebenarnya tidak masalah. Namun ketika kata itu sampai pada orang lain dan orang itu marah, ini termasuk bullying.

"Sebenarnya semua melihat konteks. Itu yang harus diajarkan oleh orangtua atau guru. Jadi tidak semua perbuatan atau kata-kata yang tidak enak didengar juga disebut bullying," kata Nina, ditulis Kamis (26/3/2014).

Nina menyampaikan, anak perlu diawasi baik di rumah dan sekolah untuk menghindari praktik bullying. Caranya bukan melulu membatasi menonton televisi atau mengawasinya dari jauh tapi peka dalam memberikan perhatian yang benar dan juga membiarkannya bermain dan melakukan kegiatan positif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini