Sukses

Efek TV dan Pengaruh Bullying pada Anak

Mengajarkan anak menonton televisi berarti sudah siap dengan risiko yang harus dihadapi orangtua

Liputan6.com, Jakarta Mengajarkan anak menonton televisi berarti sudah siap dengan risiko yang harus dihadapi orangtua. Karena melalui televisi, anak dapat belajar hal positif dan negatif.

Seperti disampaikan Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Srti Ariani, S.Psi., M.Si (Nina) bahwa pentingnya mendampingi anak saat menonton televisi, tak lain agar anak bisa belajar dari apa yang ditontonnya.

"Menonton televisi juga berkaitan dengan keterampilan, bagaimana cara bicara yang baik, termasuk bagaimana menolak dan menerima hal yang buruk. Dalam hal ini kaitannya dengan anak menjadi korban bullying, anak jadi tahu bagaimana Ia mesti bersikap," ujar Nina, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (26/3/2014).

Menurut Nina, korban bullying seringkali takut pada orang sok kuasa. Ia juga tidak tahu bagaimana cara menolak yang menurutnya tak adil. Atau bisa jadi, si kecil tidak tahu makna adil dan tidak.

"Ini akibat keterampilan sosial yang belum diasah dan terlalu banyak terpapar program televisi yang kurang mendidik," jelasnya.

Sayangnya, Nina melanjutkan, orangtua pun kebanyakan membiarkan anaknya menonton televisi tanpa menyadari efek televisi itu sendiri yang bisa mengajarkan nilai-nilai yang kurang baik. 

Nina menambahkan, berdasarkan kesepakatan yang dianjurkan psikolog, anak dibawah 2 tahun sama sekali tidak boleh menonton televisi. Diatas 2 sampai 6 tahun hanya boleh menonton selama satu jam. Sedangkan anak diatas 6 tahhun, maksimal hanya boleh menonton televisi 2 jam. Itu sudah termasuk main game, tab dan gadget lainnya. Bagaimana menyiasatinya agar anak tidak menonton televisi?

"Saat menonton televisi yang terpenting perhatikan kontennya. Tidak boleh sembarangan. Bagaimanapun, menonton bukan hal utama. Yang penting, anak diberikan kegiatan. Kalau orangtua hanya melarang anak menonton dan dia bengong. Bingung dia. Ajak anak melakukan kegiatan positif dan bermanfaat agar otomatis anak belajar untuk bersosialisasi dengan temannya," terang Nina. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini