Sukses

Tak Sanggup Biayai, Ortu Sebaiknya Titip Anak ke Dinas Sosial

Sebenarnya, orangtua bisa menitipkan anaknya apabila secara ekonomi tak mampu dibandingkan menyuruh anak ikut-ikutan mengamen.

Liputan6.com, Jakarta Pemandangan anak-anak yang mencari nafkah di jalan kerap terlihat di kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta. Kesulitan ekonomi pada umumnya menjadi alasan dan faktor yang memaksa mereka melakukan hak itu. Sebenarnya, orangtua bisa menitipkan anaknya apabila secara ekonomi tak mampu daripada harus menyuruh anak ikut-ikutan mencari uang.

"Anak itu dipelihara dan dijaga oleh negara. Kalau tidak sanggup membiayai titip ke Dinas Sosial daripada dieksploitasi dan melanggar hak anak. Anak itu butuh perlindungan," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, Selasa (25/3/2014).

Hal yang sama juga dikatakan Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar.

"Negara berkewajiban menjaga dan melindungi anak. Kalau memang sekiranya benar-benar tidak mampu coba ke Dinas Sosial. Mereka butuh perlindungan dan kehidupan, masih punya masa depan," kata Linda.

Ketua Panti PSBR Bambu Apus, dra. Ignatia Sri Wueuh P, M.Si mengatakan walaupun panti hanya solusi alternatif tetapi setidaknya dapat membantu mengatasi masalah anak jalanan.

"Anak jalanan itu rentan kekerasan, eksploitasi. Untuk melindunginya Kemensos dan Depsos tiap daerah punya panti atau rumah singgah. Memang bukan solusi menjawab semua kebutuhan anak jalanan, tetapi setidaknya mereka mendapat pembekalan untuk masa depan lebih baik dengan belajar keterampilan," kata Igna yang ditemui di ruang kerjanya, Bambu Apus Cipayung, Jakarta Timur.

Eksploitasi Anak demi Uang

Arti, ibu dua anak mengaku mengajak anaknya mengamen demi bisa makan. Ia tak mampu lagi membiayai sekolah anak-anaknya karena keterbatasan biaya.

"Keadaan kami yang memaksa harus begini. Kalau tidak ngamen kita makan bagaimana. Anak saya sudah tidak sekolah karena kendala biaya. Jadi ikut saya cari uang untuk makan," kata Arti, Ibu dua orang anak ini.

Arti mengamen di seputar Pasar Rebo Jakarta Timur dengan menggendong anak terkecilnya, Taufiq yang berusia satu tahun. "Suami saya hanya pengumpul botol bekas. Untuk kebutuhan makan tidak cukup maka saya memilih ngamen," kata Arti.

Tidak hanya Arti, Halimah juga merasakan kondisi yang sama. Ibu satu anak ini kerap membawa anaknya menjadi joki 3 in 1 di sekitar Jalan Sudirman, Jakarta. "Saya tidak punya keahlian lain jadi ya bisanya begini. Anak saya masih kecil butuh biaya untuk hidup, saya ajak dia daripada di rumah sendiri," kata Halimah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.