Sukses

Program Lawakan Saling `Bully` Bisa Pengaruhi Sikap Anak

Cikal bakal bully terjadi adalah akibat tontonan televisi yang tidak mendidik seperti misalnya program lawakan

Liputan6.com, Jakarta Masalah bullying atau penyalahgunaan kekuatan maupun kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok memang semakin memprihatinkan. Apalagi hal ini sering terjadi pada anak-anak akibat terlalu banyak terpapar program televisi seperti lawakan yang saling mengejek atau berbicara kotor.

Psikolog anak dan Manajer Divisi Konseling dan Edukasi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Indri Savitri MPsi bahkan pernah mengatakan, cikal bakal bully terjadi akibat tontonan televisi yang tidak mendidik seperti misalnya program lawakan yang masing-masing lakonnya saling mengejek satu sama lain.

"Anak yang tidak tahu bahwa dalam sebuah adegan di televisi ada skenario yang harus dilakoninya. Tapi si anak akan menganggap itu sebenarnya terjadi dan sifat anak yang 'peniru' akhirnya malah menyinggung perasaan orang lain," kata Indri, ditulis Senin (24/3/2014).

Sementara itu, Komisi Penyiaran Indonesia sebelumnya juga telah bertindak tegas dengan pemberian sanksi berupa pengurangan durasi selama tiga hari pada salah satu program Yuk Keep Smile karena dianggap melanggar ketentuan perlindungan anak, ungkapan kasar, norma kesopanan, dan penggolongan program siaran.

Tapi sepertinya pembatasan jam tayang tersebut, masih kurang dipedulikan oleh berbagai pihak, khususnya orangtua yang mestinya mendampingi anak menonton televisi.

Dalam buku 'Meredam bullying' yang ditulis oleh Ponny Retno Astuti pun menyebutkan bahwa bullying penting diperhatikan karena itu adalah proses perubahan sikap dalam tumbuh kembang anak. "Jika seuatu peristiwa buruk belum disadari keburukannya maka dalam diri individu itu akan terbentuk sifat yang pro pada tindakannya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.