Sukses

Pasien Cangkok Ginjal Perlu Didampingi `Polisi` Galak

Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah menjalani transplantasi hati. Mungkin itu yang membuatnya berpikir perlu ada `polisi` galak di keluarga.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah menjalani transplantasi hati. Mungkin itu yang membuatnya berpikir perlu ada `polisi` galak di dalam keluarga agar transplantasi organ tubuh benar-benar sukses serta kesehatan tetap terjaga.

Dahlan bersyukur dengan suksesnya operasi transplantasi yang dijalani bocah Hafidz dan Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero), Tommy Soetomo. Hafidz menjalani transplantasi hati di RS Pertamedika Sentul dan Tommy cangkok ginjal di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Hafidz kini sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa sedangkan Tommy sudah masuk kantor dengan beberapa pembatasan. Misalnya, selama sebulan tak boleh naik pesawat.

Tommy mengetahui mengalami gagal ginjal tiga tahun lalu. Meski sudah harus cuci darah seminggu tiga kali, Tommy tetap bekerja keras.

Kini setelah operasi, Dahlan mengirimkan email agar ada keluarga yang `galak` sehingga kesehatannya tetap terjaga.

"Saya memang agak keras menjaga Tommy. Beberapa hari sebelum transplantasi saya mengirim email yang harus dibaca seluruh anak-anaknya dan keluarga dekatnya. Belakangan saya malu karena salah seorang anak Tommy ternyata dokter.

"Saya minta istri Anda dan anak-anak Anda membaca email saya ini dengan maksud agar mereka bisa menjaga Anda dari bencana yang akan Anda hadapi," tulis Dahlan dalam Manufactoring Hope yang diterima Liputan6.com, Senin (17/3/2014).

Tak sedikit pesan yang diberikan Dahlan untuk anak buahnya itu. Ada sekitar sembilan pesan yang diharapkan diikuti keluarga Tommy.

"Anda dan `polisi` Anda tadi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Operasi transplan Anda nanti boleh dibilang akan 100 persen berhasil. Dokter sudah sangat ahli. Obat-obatan sudah sangat canggih. Ilmu pengetahuan sudah sangat maju.

2. Beberapa hari menjelang operasi lakukanlah senam-senam kecil setiap hari. Agar kondisi badan dan otot-otot Anda dalam keadaan sehat. Jagalah, jangan makan yang aneh-aneh agar tidak sampai mengganggu pencernaan. Makanlah makanan yg aman-aman saja. Jangan juga terkena hujan atau terik atau debu agar tidak kena flu. Jauhi siapa pun yang lagi flu, biar pun keluarga. Kalau ada keluarga Anda yang terkena flu suruh menjauh/pergi.

3. Kegagalan transplan itu lebih banyak karena pascatransplan itu sendiri. Transplannya sukses tapi umumnya gagal di pasca transplan.

4. Penyebab utama kegagalan itu adalah satu: virus! Virus! Virus! Ada satu virus yang sangat misterius yang hanya menyerang orang yang baru melakukan transplan. Namanya citomegalo.

5. Karena itu `polisi` Anda tadi harus galak! Galak! Galak! Jangan SEMBRONO. Polisi Anda tadi harus memeriksa apakah ruang ICU-nya benar-benar steril dan bersih. Kadang bagian pembersihnya kurang care! Periksa! Jangan takut pada suster atau dokter. Kalau perlu bersihkan lagi sendiri.

6. Jangan ada yang menengok ke ICU! Relakan Tommy sendirian di ICU. Biar pun anak dan istri jangan menengok. Kalau terpaksa nengok harus benar-benar steril! Jangan sampai ada penyesalan.

7. Disiplin minum obat, terutama imonosupression. Harus tepat jamnya. Dua jam sebelum minum obat jangan makan. Satu jam setelah minum obat juga jangan makan apa pun. Tidak boleh lupa! Sampai hari ini saya masih disiplin seperti itu. Selama tujuh tahun.

Agar tidak lupa saya selalu menaruh obat tersebut di rumah, di kantor, di mobil, di Surabaya, di Jakarta, di Medan, dan seteruanya. Di mana pun ada tersimpan obat saya. Jangan menganggap enteng. Itu obat untuk sinkronisasi organ baru! Jangan sampai hang!

8. Musuh besar Anda berikutnya adalah ini: hanya dua minggu setelah transplan nanti tiba-tiba Anda akan merasa segar, sehat, dan kuat. Anda langsung merasa bisa melakukan apa saja. Dalam kondisi seperti itu suasana psikologi Anda akan dalam bahaya: Anda merasa sangat sehat dan ingin pulang! Tanpa disadari Anda akan berada dalam psikologi: "nih saya sudah sehat, saya bukan orang sakit, saya sudah bisa kerja!"

Sikap itu sangat bahaya. Tolong Anda tetap di rumah sakit selama satu bulan penuh! Lawanlah perasaan ingin pulang itu. Agar kerasan di rumah sakit, bawalah komputer, laptop, HP, dan lain-lain. Bawalah pekerjaan ke RS. Kalau perlu pasang wifi di kamar RS. Jangan pulang!

Saya dulu tiga bulan berkantor di RS.

9. Setelah pulang nanti tetaplah disiplin. Seperti saya. Insya-Allah Anda akan sehat sampai puluhan tahun lagi!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini