Sukses

Jalan Lahir Robek Tak Dijahit Benar, Dingaan BAB Lewat Miss V

Kgomotso Dingaan (24) mengalami vagina yang robek parah saat melahirkan. Namun, robekannya itu membuatnya mengalami fistula rektovaginal.

Liputan6.com, Johannesburg Vagina Kgomotso Dingaan (24) robek parah saat melahirkan. Kondisi ini membuatnya menderita fistula rektovaginal karena dokter diduga tak menjahit dengan benar.

Fistula rektovaginal adalah koneksi abnormal antara rektum dan vagina. Jika pembukaan antara rectum dan vagina terlalu lebar memungkinkan perut kembung dan feses keluar dari vagina, sehingga menyebabkan inkontinensia feses (keluar air besar tanpa terkontrol).

Dingaan mengalami robek tingkat keempat saat melahirkan dua bulan lalu di Rahima Moosa Mother and Child Hospital, Coronationville, Johannesburg, Afrika Selatan. Kini, ia memakai tas yang disebut colostomy bag. Ia menimpakan kesalahan pada Departemen Kesehatan.

Tapi, juru bicaranya Simon Zwane membantah fistula rektovaginal yang dialami Dingaan bukan karena kesalahan staf medisnya.

Dingaan yang lulusan dari Somatology mengatakan, ia memang mengalami kesulitan saat melahirkan. Detak jantung anaknya lemah sehingga seorang perawat katanya naik ke tempat tidur.

"Dia menaruh tangannya di perut saya kemudian menekan sangat keras dan bayi keluar," katanya seperti dikutip IndependentOnline, Kamis (6/3/2014).

Saat dijahit, perawat menyadari robekan yang dialaminya buruk sehingga mesti memanggil dokter. Namun Dingaan yakin ia tak dijahit dengan benar sehingga beberapa hari kemudian kotoran mulai keluar dari vaginanya. Karena takut, Dingaan kembali lagi ke rumah sakit. "Dokter saya bilang saya memiliki robekan 10 cm, tapi hanya 8 cm yang dijahit," kata Dingaan.

Karena penderitaannya itu Dingaan dirawat selama 10 hari dan karena kondisinya begitu buruk ia harus memakai popok. Dingaan kemudian dibawa ke Helen Joseph Hospital dan disana ia dipasangkan colostomy bag. Namun, tiga hari setelah pemasangan kantong colostomy, Dingaan mengalami luka septik.

Dingaan kembali ke rumah sakit dan dokter berusaha melepas jahitannya. Tapi, rasa sakit yang tak tertahankan membuat Dingaan meminta agar dokter menghentikannya.

"Dia memberi saya antibiotik dan mengatakan kepada saya untuk kembali seminggu kemudian, tapi ketika saya melakukannya, dia lupa dengan jani kami, meremehkan dan tak melakukan apa-apa," ujarnya.

Zwane mengatakan, depertemen sudah meminta pendapat dari Ahli Kandungan yang menegaskan, robekan saat melahirkan merupakan risiko yang kelahiran dan tak berhubungan dengan kelalaian.

Spesialis Obstetri dan Ginekologi Profesor Eckhart Buchmann mengatakan, robekan tingkat keempat dari vagina ke rektum terjadi satu dari 500 kelahiran. Ini bisa dengan mudah diperbaiki.

Tapi, fistula rektovaginal sangat tak umum dan biasanya disebabkan jahitan yang rusak dan cara menjahitnya, yang menyebabkan infeksi atau jaringan menjadi rusak.

"Kita tak bisa mengendalikan beberapa kasus, tapi jika kita melakukan pekerjaan bedah dengan lebih baik, kita akan mencegahnya.. Sayangnya ketika datang ke operasi, tak banyak yang terampil di negara ini," kata Buchmann.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini