Sukses

Diskriminasi Waria di Indonesia Masih Sangat Memprihatinkan

Diskriminasi terhadap kaum waria di Indonesia, terutama di Jakarta, masih sangat terasa.

Liputan6.com, Jakarta Diskriminasi terhadap kaum waria di Indonesia, terutama di Jakarta, masih sangat terasa. Fakta itu didapat dari kejadian sehari-hari yang dialami oleh waria itu sendiri.

Misalnya saja ketika seorang waria menghampiri sebuah mobil yang antre di tengah kemacetan untuk mengharapkan receh dari si pemilik mobil. Namun nyatanya, orang yang berada di dalam mobil masa bodo akan kehadiran waria itu, dan berusaha untuk tidak membukakan sedikit jendela karena takut. Tapi, giliran pengemis yang dianggap memiliki jenis kelamin jelas, kaca jendela dibukakan sedikit dan menyerahkan receh kepadanya.

Penjelasan ini disampaikan langsung oleh Hakim Konstitusi, Maria Farida Indrati, S, dalam acara `Diskusi Buku: Sesuai Kata Hati, Wacana Klasik kehidupan Waria` di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, belum lama ini.

"Kalau di lampu merah, kebanyakan dari kita akan membukakan sedikit jendela dan menyerahkan receh kepada pengemis. Tapi giliran disamperin oleh waria yang maksud dan tujuan sama yaitu mencari nafkah, kita malah menutup rapat jendela dan merasa ketakutan," kata Maria Farida, Senin (3/3/2014).

Saat melakukan itu, lanjut Maria Farida, apa kita pernah berpikir kalau tindakan itu sungguh menyakiti hati waria tersebut? Andai saja kita mendapatkan perlakuan yang sama, apa hati ini tidak sakit?

Meski para waria dinilai beda, tapi pada dasarnya dia sama seperti kita, memiliki hati dan perasaan. Ketika mendapatkan perlakuan seperti itu, hati kecilnya sakit dan menangis. "Para waria sama kayak kita, punya hati. Bahkan hati mereka lebih lembut dan sensitif," kata Maria Farida menerangkan.

Dikatakan Maria, boleh saja kita menghindar, tapi semakin kita menghindar, semakin kuat pula kita menyakiti hati waria tersebut.

"Jangan pandang mereka sebelah mata. Belum tentu mereka lebih buruk dari kita," kata Maria menekankan.

(Adt/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini