Sukses

AIMI Kenalkan Aplikasi Finansial Agar Negara Prioritaskan ASI

AIMI menganggap pemerintah Indonesia perlu memiliki aplikasi khusus untuk merencanakan pencegahan penyakit dan memprioritaskan ASI.

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menganggap pemerintah Indonesia perlu memiliki aplikasi khusus untuk merencanakan pencegahan penyakit dan memprioritaskan ASI (Air Susu Ibu) dalam rangka efisiensi anggaran untuk pengobatan masyarakat yang sakit.Menurut Ketua AIMI, Mia Sutanto, hal ini penting karena aplikasi program bisa membantu pemerintah dan stakeholder terkait terus meningkatkan kesadaran menyusui bagi wanita setelah melahirkan."Aplikasi ini juga bukan hanya alat pemerintah, tapi bisa juga organisasi khusus di bidang gizi atau ASI untuk perencaan program dan budgeting," kata Mia saat jumpa pers `Pentingnya Investasi Pada Bayi` di De Resto, Plaza Festival, Jakarta, Kamis (27/2/2014).Mia mengatakan, aplikasi yang bisa didownload secara gratis di situs www.bpni.org/wbci.html ini diharapkan bisa mempermudah, melindungi, mempromosikan menyusui agar program pemerintah yang telah ada saat ini lebih terarah."Nanti bisa dilihat, seberapa klop program pemerintah dengan anggaran.  Kemudian apakah dana tersebut efisien dan diawasi dengan baik. Itu semua bisa diakses dan dimasukkan datanya untuk memudahkan program pemerintah," jelasnya.Mia menerangkan, aplikasi ini dibuat dari hasil riset global yang menunjukkan bahwa ternyata perlu investasi sebesar 17,5 miliar dolar AS setiap tahun untuk menyediakan paket intervensi dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk menyusui."Estimasi ini dilihat dari asumsi setiap wanita memiliki hak perlindungan, akses informasi hingga layanan kesehatan yang perlu disiapkan bagi setiap negara," jelasnya.Mia menambahkan, aplikasi yang disebut `Alat Perencanaan Finansial` ini disediakan oleh WBCI (World Breastfeeding Costing Initiative) bersama Breastfeeding Promotion Network of India (BPNI) yang merupakan bagian dari International Baby Food Action Network ( IBFAN)-Asia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.